Selamat Datang

Selamat Datang di Web Blog Patriot Cahaya. Web Blog ini berisi perjalanan penulis Senda Irawan dan Novel Patriot Cahaya. Bagi sobat pembaca yang ingin mengetahui tentang Patriot Cahaya Berikut ini petunjuk link yang bisa diklik:

Klik Sinopsis - Untuk mengetahui sinopsis dari Patriot Cahaya.

Klik Endorsement - Untuk mengetahui siapa saja yang mengendorse Patriot Cahaya.

Klik Youtube - Untuk melihat preview youtube-nya.

Klik Interview Majalah - Untuk melihat berita tentang interview Senda Irawan di majalah-majalah yang pernah mewawancarainya.

Klik Interview TV - Untuk melihat berita tentang interview Senda Irawan di televisi yang pernah mewawancarainya.

Klik Bedah Buku - Untuk melihat berita tentang acara bedah buku yang Senda Irawan lakukan.

Preview Patriot Cahaya

Selasa, 27 November 2012

Edit Naskah Part 1


Kadang dalam menulis novel kita mengalami banyak sekali pengulangan kata. Saya sendiri mengalami hal ini, dan pengulangan kata itu sebenarnya sangat mengganggu bagi yang membacanya. Berikut ini adalah tips agar kita tidak membuat pengulangan kata:

1. Baca kembali naskah
Membaca naskah kembali adalah salah satu solusi untuk melihat kekurangan naskah kita. Cara bacanya adalah melihatnya dari sudut pandang pembaca. Untuk menjadi sudut pandang, sebaiknya naskah diendapkan selama satu minggu, baru dibaca kembali.

2 . Coba baca keras-keras naskah kita
Dengan membaca keras-keras naskah, kita akan tahu bagaimana bunyi yang enak.

3. Hilangkan aspek logat dalam penulisan kecuali penulisan dialog
Logat menulis bahasa daerah dan Indonesia mungkin akan berbeda jauh. Kita boleh saja memasukkan dialog dengan logat daerah, tapi untuk cara penulisan sebaiknya dihindari. Sebab tidak semua orang mengerti apa yang kita maksud.

4. Hindari penceritaan dengan gaya alay.
Saya orang yang paling pusing bila harus mengecek gaya bahasa anak muda sekarang. Selain tidak dimengerti, bahasa alay juga tidak bisa membuat sebuah karya dinilai bagus. Jadi perhatikan juga kaidah bahasa yang baik dan benar.

5. Miliki kamus besar bahasa indonesia
Bukan berarti sebagai orang Indonesia kita mengerti 100% bahasa kita. Banyak juga kok yang tidak mengerti bahasa Indonesia dengan baik. Sebagai contoh ketika saya menulis ‘perkamen,’ apa sobat pembaca bisa mengerti apa yang saya maksud?

So, ngedit naskah itu nggak segampang menulisnya lho. Saya sendiri merasa keteteran bila harus ngedit naskah sendiri, rasanya lebih baik menulis baru....

Rabu, 07 November 2012

Motivator juga manusia Bung!


Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan salah seorang sahabat. Sorot matanya nampak kecewa, saat menceritakan pengalamannya bertemu salah seorang motivator dengan title certified dari luar negeri. Saat itu ia menceritakan bagaimana ia dipandang sebelah setelah orang-orang menyebutnya hanya seorang asisten. Bahkan di akhir pertemuan, ia disuruh orang tersebut membawa tasnya.

Mendengar cerita ini saya hanya tersenyum saja dan berkata padanya, selamat datang di dunia nyata.

Pengalaman saya dengan motivator juga tak kalah serunya dibandingkan sahabat saya, dari mulai melihat kenyataan dan tindakan berbanding terbalik, memandang orang lain rendah, sampai pernah dimaki dengan bahasa yang tak pantas untuk seorang motivator. Perlahan saya kemudian menyadari banyak pelakunya yang terjebak hidup dalam topeng yang dibuatnya sendiri.

Dengan embel-embel pikiran positif, kita digiring untuk melihat sosoknya sempurna. Padahal semua itu hanya kepalsuan semata. Sebagai salah satu tim yang dulu pernah menangani motivator saya sendiri pernah diajari untuk menaikkan pamornya dengan membuat isu positive terhadap sang motivator. Saya pun kemudian berusaha membuat namanya terangkat, hingga kejadian demi kejadian membuka mata saya tentang “stress management.”

Tidak semua motivator punya stress management yang baik. Mau tahu kenapa bisa begitu? Karena mereka sendiri sebenarnya memiliki kelemahan dalam stress management. Buktinya mereka sangat haus dengan ilmu perbaikan diri, tanpa pernah sadar memperbaiki semua dimulai dari mengenal diri sendiri.

Teman saya yang membenci motivator....

Saya masih ingat dengan kata-kata teman saya yang berbicara tentang tren “nabi baru.” Pasca buku The Secret karya Rhonda keluar, para motivator tiba-tiba saja menjelma menjadi “nabi baru” dengan kata mukjizat Law of Attraction (LoA). Pelan-pelan namun pasti ajaran Rhonda kemudian disejajarkan tingkatannya dengan doa yang telah lama diajarkan para Nabi. Saya terperanjat dan baru menyadari perangkap nabi dalam tubuh para motivator.

Hingga setiap saya bertemu motivator, hampir semuanya membicarakan LoA. Saya pun dulu jujur mengakui sempat melihat konsep ini dan mempelajari meski dalam wujud spiritual. Dan beberapa tahun belakangan ini barulah saya paham semakin saya tahu ilmu tersebut, maka sesungguhnya semakin bertentangan dengan ajaran agama yang saya anut.

Anehnya biar terlihat halus, beberapa dari mereka kemudian mencampuradukkan dengan ajaran agama hingga terkesan tak menyalahi semua aturan agama yang tertuang dalam Al Qur’an. Entah saya harus bilang apa, namun sekali lagi saya harus setuju dengan kata-kata teman saya tentang fenomena nabi baru.

Saya juga menulis 2 buku motivasi
Saya tidak munafik, dalam perjalanan karier menulis, saya memulainya dengan membuat 2 buku motivasi. Yang pertama Living Like a Puzzle dan yang kedua adalah Keajaiban Berprilaku Positif. Kedua buku ini sebenarnya saya tulis “bukan” untuk pencitraan sebagai seorang motivator.

Buku pertama awalnya saya tulis sebagai bentuk motivasi terhadap diri saya sendiri, kalaupun jadi sebuah buku yang bermanfaat itu bagi saya hanya bonus semata saja. Pun dengan buku kedua yang ditulis karena permintaan editor yang ingin membuat sebuah buku motivasi dengan kisah-kisah inspiratif di dalamnya.

Saya akui banyak orang yang kemudian merasa terinspirasi dengan buku tersebut. Bagi saya pribadi ini adalah bonus dan bukan tujuan saya menjadikan buku ini sebagai momentum pencitraan. Cukuplah pencitraan milik tokoh lain yang senang dengan ketenaran....

Motivator juga manusia Bung!

Ini adalah poin penting dari semua tulisan ini. Ya, motivator sebenarnya bukan nabi, dewa atau tuhan. Mereka juga sama dengan kita yang bisa tertawa dan sedih dalam momen tertentu. Tak ada yang membedakan mereka dengan diri kita, yang ada hanyalah mereka berada di depan melihat kita yang berdesakkan melihatnya. Yah, kurang lebih seperti orang biasa yang melihat artis di depan panggung.

Jadi berhentilah melihat mereka lebih istimewa dari diri kita. Pada dasarnya kita adalah istimewa, hanya saja kita terlalu sibuk melihat keistimewaan orang lain dan lupa untuk melihat diri kita lebih dalam.

Dan sekali lagi saya tegaskan, Motivator itu juga manusia Bung!

Senda

Jumat, 05 Oktober 2012

Sembilu renung yang tersimpan....



Malam hening diantara redup bintang yang hanya menghembuskan halus desir angin. Hari ini entah mengapa semua serasa terhenti. Pergerakkan dengan gegap gempita yang terus menerus diusahakan untuk sesaat seakan membawa diri kepada sebuah titik nadir. Semuanya kosong dalam rangkai tanya tak berhenti?

Apakah tanya kemudian membawaku pada sebuah titik dimana rasa syukur kemudian berkurang? Larutku terhimpit oleh sebuah justifikasi kurangnya rasa syukur. Diantara semua gulana ini, terbersit kemudian tentang sebuah pesan dari guruku.

“Beliau berkata, kita semua hanya diperintahkan mengerjakan yang terbaik bukan mencapai hasil yang besar....”

Diam kemudian aku dibuatnya, sekali lagi aku limbung dalam sebuah fenomena diri sembari membisik dalam hati, “apa yang akan terjadi nanti....”

Terkekang sudah dalam pemikiranku tentang bait masa depan yang tertanam dalam imaji. Indah sekali tanpa cela. Melebar angan menjauh dalam sebuah nyata tersaji, sembari takzim memanjatkan lafadz hamdallah, mendapatkan semuanya.

Namun sekali lagi tersadar pekik ruang mencekik raga, tak satupun tergerak untuk menggapai, kembali aku tersandar diantara tanya-tanya yang kemudian memekik hebat dalam pikiran. Tak tahu harus bersenandung seperti apa bibir ini ya Rabb, karena kendali diri ini sepertinya mencapai nadir. Dan kukembalikan semua ini pada-Mu, bila memang engkau tidak mengizinkan semuanya seperti rangkai bayang untuk masa depanku kelak....



-Senda-
Penjejak Cahaya

Kamis, 20 September 2012

Interview Khusus dengan TNOL.CO.ID

Wohaa sobat, baru-baru ini saya diwawancara spesial oleh TNOL.CO.ID, tentang Komunitas Baca Buku. Mau tahu bagaimana proses wawancaranya, berikut ini ada cuplikannya:


KBB, Tempat Ngumpulnya Para 'Kutu Buku'

Written by Susi

Monday, 10 September 2012

Buat para ‘kutu buku’,  jika ingin berbagi atau berdiskusi seputar buku, rasanya sangat pas bergabung dengan Komunitas Baca Buku...
Komunitas Baca Buku/ Foto-foto: DokKomunitas Baca Buku/ Foto-foto: DokPasalnya, komunitas ini menyatukan semua pecinta buku di Indonesia dimana pun mereka berada.
Komunitas Baca Buku didirikan pada tanggal 19 Februari 2009 oleh seorang pecinta dan juga penulis buku bernama Senda Irawan. Menurut Senda, anggota komunitas ini awalnya hanya di online saja, sekitar kurang lebih 300 ribu orang. Namun, seiring berjalannya waktu, anggota komunitas ini semakin bertambah dan mencapai 3500 orang.
Senda mengatakan bahwa awal ide terbentuknya komunitas Baca Buku ini karena sebagai pecinta buku, dirinya tidak hanya ingin sekadar membaca, tapi juga ingin berbagi dan berdiskusi dengan sesama pecinta buku.
Foto bersamaFoto bersama”Idenya sebenarnya sih simpel, dulu saya orang yang agak autis, suka buku tapi nggak punya teman untuk diskusi dan berbagi. Dari situ akhirnya saya buat komunitas baca buku,” ujar Senda, FounderKomunitas Baca Buku kepada TNOL.
Sedangkan tujuan utama terbentuknya Komunitas ini, dijelaskan alumni STIE Indonesia ini, awalnya adalah sebagai sarana mencerdaskan anak bangsa. Namun, lanjutnya, seiring berjalannya waktu, visi misi Komunitas Baca Buku kemudian bertransformasi. “Komunitas Baca Buku Indonesia merupakan wadah bagi para pecinta buku sekaligus tempat berbagi (dari, oleh, dan untuk) pecinta buku dan penulis buku,” tambahnya.
Berbagai kegiatan pun telah dilakukan oleh komunitas ini, diantaranya; Pada 21 Maret 2009, diadakan gathering pertama Komunitas Baca Buku. Pada saat gathering pertama diadakan diskusi menarik tentang buku The Three Cup of Tea. Dengan narasumber Muhammad Iqbal Santoso.
25 April 2009, gathering kedua dilaksanakan. Di gathering kedua ini  membahas buku Ma Yan, dengan nara sumber Irawan Senda (penulis yang juga Pendiri Komunitas Baca Buku). 19 April 2009, Komunitas Baca Buku Bekerjasama dengan Komunitas Penulis Buku
Di bulan yang sama KBB juga mengadakan kerjasama dengan Komunitas Penulis Buku dalam membuat sebuah acara lomba menulis. Acara ini cukup menarik karena dihadiri oleh banyak penulis dan anggota Komunitas Baca Buku tentunya. 
Komunitas Baca Buku YogyakartaKomunitas Baca Buku Yogyakarta30 Mei 2009, KBB mengadakan Gathering ke tiga. Gathering ini adalah gathering dengan jumlah peserta terbanyak. Hal ini dikarenakan anggota Komunitas Baca Buku Yogyakarta hadir  untuksharing dan tukar pikiran dengan para anggota KBB. 27 Juni 2009, KBB mengadakan Gathering yang ke empat, dalam gathering ini dibahas novel-novel sejarah dengan mengundang nara sumber Ujang Ruhliana (salah satu pecinta novel-novel sejarah)
19 Juli 2009. Gathering pertama di kota gudeg Yogyakarta diadakan. KBB mengadakan diskusi menarik tentang novel Galaksi Kinanthi karya Tasaro. Dan masih banyak kegiatan lainnya.
Dengan menggelar kegiatan diskusi dan bedah buku, tentu saja akan membuat jenuh para anggota, maka itu, ujar Senda, para anggota KBB terkadang suka keluar jalan-jalan dan nonton bareng.
“Gathering hampir setiap bulan sekali kita selalu bertemu tempatnya bisa di cafe atau di mal. Kadang-kadang kita suka keluar jalan nonton film bareng, ke seminar, dan lain-lain,” ungkap Senda.
Komonitas Baca Buku logoKomonitas Baca Buku logoIa melanjutkan, para anggota KBB juga dikenalkan kepada para penerbit untuk berdiskusi langsung dengan para editor bilamana ada anggota yang ingin menerbitkan bukunya.
“Ya, kami pernah mengajak anggota berkunjung ke penerbit Agromedia dan berdiskusi langsung dengan editor mereka. Tapi, secara khusus kami tidak membina mereka untuk menjadi penulis karena rata-rata anggota KBB sekarang sudah menjadi penulis,” jelas Senda.
Nah, untuk rencana ke depan, KBB membuat konsep bedah buku yang berbeda dengan pendekatan konsep yang kental di setiap acaranya. Seperti mengadakan dress code untuk acara bedah buku, mengadakan bedah buku di tempat yang tak lazim, dan lain-lain.
“Mungkin dalam waktu 2-3 bulan kedepan baru bisa terealisasi. Karena, kami juga sedang memilih-milih penulis yang tepat untuk acara bedah buku nantinya,” tandasnya.(Sbh)

Sumber: TNOL

Sabtu, 01 September 2012

September = Transformasi


Bertransformasi, saya meminjam istilah ini dari sahabat saya yang juga penulis dan motivator Pak Dudi. Kata ini mungkin terdengar biasa, tapi bagi yang menjalaninya mungkin sebuah cara sendiri untuk memperlihatkan bagaimana arah hidup seseorang sebelumnya.

Jauh sebelum saya masuk dunia penulisan, saya mencoba beragam jenis bisnis jasa, namun rencana Allah ternyata lain, karena berbagai macam kejadian, saya kemudian mulai masuk ke dunia penulisan. Buku pertama saya Living Like a Puzzle kemudian mengantarkan saya menjadi penulis dan ghost writer, saya kemudian mengalami petualangan menarik di dunia penulisan. Hingga sebuah keputusan besar kemudian harus mengantarkan saya pada sebuah titik dimana saya harus kembali ke dunia bisnis.

Ust. Yusuf Mansur, beliau mungkin orang yang tepat yang kemudian membuat saya berpikir kembali jalan lama yang pernah saya mulai dulu. Dari sini saya harus buat keputusan besar untuk membahagiakan kedua orang tua saya terutama Ibu.

Yah niat saya untuk umroh dan haji bersama Ibu dan Bapak membuat saya harus berpikir keras untuk mendapatkan materi lebih banyak lagi.

Apa di dunia penulisan tidak bisa merealisasikannya?


Bukan tidak bisa, tapi butuh proses yang cukup lama. Dalam bisnis dengan bantuan Allah semua bisa dipercepat selama kita yakin pada-Nya. Dan ini kemudian menjadi bekal saya untuk memilih menjalankan bisnis terlebih dahulu.



Setelah berkonsultasi lama dengan Ibu, akhirnya beliau merestui saya untuk mulai bisnis. Dan saya September ini akan mulai membangun bisnis bebek bakar saya.

Lantas apakah saya akan keluar dari dunia penulisan?



Tentu saja tidak, menulis itu adalah panggilan jiwa yang tidak bisa hilang yang ketika kita memulainya akan seperti candu. Jadi saya akan tetap menulis. Tahun ini buku saya sudah keluar, insya Allah tahun depan novel keluar dan satu buku akan coba saya masukan ke penerbit. Jadi tidak ada alasan untuk berhenti berkarya, karena saya ingin mengisi hidup dengan karya dan manfaat....

Jadi tidak ada salahnya transformasi, karena setiap transformasi pasti memberikan petualangan baru dalam kehidupan....

Senda
-Penjejak Cahaya-


Rabu, 18 Juli 2012

Cetak Ulang Buku dan Kemajuan RBCI

Alhamdulillah, tidak menyangka saya mendapatkan kabar baik hari ini. Sebuah surat dari Tangga Pustaka datang dan mengabarkan buku saya cetak ulang. Buku yang tidak pernah saya promosikan, sudah mau cetakan ke dua. Tentunya hal ini adalah berita menarik bagi saya pribadi. Di tengah persiapan keluar novel Patriot Cahaya, kabar baik ini menjadi angin penyegar yang menyuntik semangat saya yang agak sedikit mengendur belakangan ini.

Tidak hanya cetak ulang buku. Sebulan terakhir ini saya dibuat tersenyum dengan berita-berita yang ada di media cetak dan on line. Dan salah satu media cetak yang saya suka (Majalah Marketing) pun turut memberitakan rumah baca yang saya rintis bersama Rika Puspitasari. Ah andai saja dia ikut menyaksikan perkembangan RBCI sekarang mungkin dia ikut bangga dengan perkembangan RBCI sejauh ini....


Saya tidak pernah tahu kejutan apa yang akan datang pada bulan suci Ramadhan nanti, saya hanya bisa berdoa semoga semua yang sudah saya rencanakan berjalan dengan lancar.....

-Senda-
Penjejak Cahaya

Senin, 16 Juli 2012

Review Buku 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat

Alhamdulillah bulan ini saya mendapati sebuah site membahas tentang buku 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat. Penulis dari kota Kebumen ini, benar-benar merepresentasikan isi buku 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat dengan baik. Ingin tahu seperti apa review-nya silahkan lihat penjabaran berikut ini:


Setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi seorang penulis hebat dan profesional. Apapun latar belakangnya, asalkan dia memiliki tekad dan kemauan keras, pasti ada banyak jalan untuk menggapainya. Memang benar apa yang dikatakan oleh penulis buku ini, bahwa menjadi penulis itu tidak harus memiliki latar belakang yang mumpuni. Selain itu, profesi penulis juga tidak membutuhkan titel atau gelar yang harus di peroleh di perguruan-perguruan tinggi, karena menulis bisa dipelajari secara otodidak. Meski hanya tamatan SD sekalipun, ia sama-sama memiliki peluang besar untuk menjadi penulis yang bisa go internasional. Banyak lho, orang-orang di sekeliling kita yang berlatar pendidikan tinggi tapi mereka mengaku tidak bisa menulis dengan alasan tidak punya bakat, dan beragam dalih lain yang kesimpulannya mengatakan: “menulis itu sulit, nggak asik, ribet dan nggak menghasilkan uang.”
Pada intinya “kunci utama” yang dibutuhkan oleh seorang calon penulis adalah tekad kuat dan tak gampang menyerah ketika karya-karyanya yang telah dibuat dengan susah payah ditolak oleh berbagai media dan penerbit. Sebenarnya bukan hanya profesi penulis saja, tapi profesi-profesi lain pun selalu menjadikan “tekad kuat dan tak gampang menyerah” sebagai kunci utama untuk meraih kesuksesan. Kegagalan demi kegagalan justru akan menjadi kunci utama pembuka jalan kesuksesan.
Nah, bagi Anda yang ingin (atau sedang mencoba) menekuni dunia kepenulisan, saya merekomendasikan untuk membaca buku yang sangat memotivasi ini. Buku berjudul “88 Kiat Menjadi Penulis Hebat” Karya Syamsa Hawa dan Irawan Senda ini terbilang cukup komplit dan inspiratif. Meski telah banyak beredar buku-buku senada yang mengupas tentang teori menulis, tapi buku ini “sangat berbeda” dengan buku-buku lainnya.
Buku ini tidak hanya sekadar berisi tentang kiat-kiat menulis saja (mulai cara menulis fiksi, non-fiksi, buku resep makanan, buku hobi, hingga buku yang berisi pelesetan), tapi juga memaparkan tentang tata cara pengeditan, cara menerbitkan buku dan mengajukannya ke berbagai penerbit, launching buku, hingga mengulik sistem pembagian royaltinya.
Selain itu, buku yang ditulis dengan bahasa ringan, santai dan mudah dicerna ini juga diselingi dengan kisah-kisah para penulis terkenal yang sebelumnya karya-karya mereka sering ditolak oleh berbagai penerbit. Sebut saja Imrah Ahmad, imigran asal Pakistan, yang hidup di Inggris. Setelah berkali-kali naskahnya ditolak penerbit, akhirnya Aurum Press (salah satu penerbit di Inggris) tertarik untuk menerbitkannya. Di luar dugaan, dalam waktu singkat, bukunya yang berjudul “Unimaged” menjadi no. 1 Best Seller 2009 di The Byron Bay Writers Festival. Ada juga kisahnya Trinity, wanita kelahiran Sukabumi yang setelah sukses menjadi penulis, ia kerap mendapat tawaran jalan-jalan gratis (ingat dan catat sekali lagi, gratis, lho! hehehe) ke luar negeri, seperti Thailand dan Singapore.
Buku ini benar-benar sangat memotivasi, khususnya bagi Anda calon penulis, atau bahkan bagi Anda yang telah lama berkecimpung di dunia kepenulisan. Selamat membaca.
***
_______________________________
Peresensi        :Sam Edy Yuswanto, Penulis lepas, tinggal di Kebumen, Jateng.
Judul              : 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat
Penulis            : Syamsa Hawa & Irawan Senda
Penerbit          : PT Tangga Pustaka, Jakarta
Cetakan          : I, 2011
Tebal              : 248 halaman
Peresensi        : Sam Edy Yuswanto



-Senda-
Penjejak Cahaya

Kamis, 21 Juni 2012

Relaunch Rumah Baca dan Launching Warnet









Alhamdulillah, mungkin hanya itu saja yang bisa saya katakan saat ini. Betapa tidak, sejak kehadiran Smartfren, semua bayangan saya tentang rumah baca berubah. Dulu impian saya untuk membuat rumah baca, mungkin hanya sekedar membuat rumah baca di daerah terpencil saja. Tapi sejak saya dipertemukan oleh Allah via Mas Dani dengan tim Smartfren, Rumah Baca Cakrawala Indonesia kini seperti melompat jauh lebih tinggi.

Dari sekedar rumah baca kini beranjak lebih jauh lagi menjadi warnet, jadi Tambelang sekarang punya pusat belajar sendiri. Sungguh tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, setahun yang lalu saya, Rika Puspitasari dan Ramadona berkumpul merencanakan rumah baca, begitupun dengan Firda yang sudah membantu survei Rumah Baca, hingga akhirnya Tambelang menjadi pilihan kami membuat rumah baca.

Sekarang rumah baca cakrawala indonesia sudah memiliki fasilitas internet sendiri, dan cakupan tugas rumah baca semakin luas, tentunya ini akan menjadi langkah maju besar dengan amanah yang cukup besar, karena saya dan tim Smartfren harus mulai mengedukasi warga sekitar untuk menggunakan internet sehat.

Lewat tulisan ini, saya ingin sekali lagi mengucapkan terima kasih pada tim Smartfren: Mas Dani, Bu Febe, Mas Hari, Mas Sumardi, Pak Hengki dan banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Berkat support dan bantuan teman-teman semua, RBCI kini menjadi lebih baik lagi....

Jalan masih panjang karena hari ini adalah awal dari semuanya, semoga semuanya berjalan dengan baik, bismillah....

-Senda-
Penjejak Cahaya

Selasa, 12 Juni 2012

Perjalanan Rumah Baca Cakrawala Indonesia



Komunitas Baca Buku berdiri pada tanggal 1 Mei 2012, didirikan oleh Senda Irawan dan Rika Puspitasari serta dibantu teman-teman dari Komunitas Baca Buku. Satu bulan sebelum rumah baca berdiri, kami (saya dan Rama) mencari tempat untuk rumah baca kami sebelumnya.

Sayapun kemudian bercuap-cuap di facebook mencari tempat untuk membangun rumah baca di wall saya. Saat saya mengumumkan keinginan saya di wall facebook, tiba-tiba saja saya dapat tanggapan comment dari teman sekaligus senior saya di kampus, Trijoyo Adi. Saat itu beliau merekomendasikan menghubungi sahabat lamanya Pak Amo karena ia baru saja mendapat bantuan ruang untuk sekolahnya.

Segera saja saya dan Rama berangkat ke calon lokasi rumah baca. Saya dan Rama berbekal petunjuk arah dari Pak Amo kemudian mulai menjelajahi Bekasi Kabupaten dengan motor. Beberapa daerah kemudian kami lewati dari mulai proyek, stasiun, Jatiasih, sampai dengan Babelan. Lelah perjalanan di terik siang hari membuat kami dilanda lapar. Kami pun akhirnya berhenti di sebuah rumah makan sederhana untuk membunuh rasa lapar kami. Untuk sejenak kami istirahat menikmati hidangan sop ceker ayam. Di tempat ini kami kemudian bertanya tentang desa Sukarapih Tambelang. Dari ibu itu kami kemudian mendapati fakta bahwa Tambelang adalah salah satu desa yang mata pencahariannya bertani.

Perjalanan kami lanjutkan kembali ke Tambelang. Dengan wilayah yang ditanami Padi, kamu sudah bisa menebak hampir semua masyarakat di Tambelang adalah petani. Begitupun dengan Pak Amo yang kami temui waktu itu.

Dengan setengah berlari Pak Amo mendatangi kami yang berdiri di depan pintu rumahnya. Senyum hangatnya kemudian menyapa kami dan langsung mempersilahkan kami untuk masuk ke rumahnya.
Tanpa banyak bicara kami kemudian mengutarakan niat kami untuk membuat rumah baca. Dan tak disangka, niat kami pun kemudian berbuah manis. Pak Amo kemudian mengizinkan kami menempati satu ruangan untuk Rumah Baca kami.



Inilah ruangan calon Rumah Baca Cakrawala Indonesia

Usai meninjau lokasi, akhirnya saya sepakat akan membuat Rumah Baca di Tambelang. Mulailah saya mensurvei nama untuk rumah baca saya kelak. Saya kemudian kembali mengajak teman-teman saya untuk ikut survei dan dari survei terpilihlah Rumah Baca Cakrawala Indonesia sebagai nama dari Rumah Baca di Tambelang, Bekasi.


Sebulan kemudian tepatnya 1 Mei 2011, Rumah Baca Cakrawala Indonesia kemudian dibuka. Turut hadir pada acara tersebut, Rika Puspitasari, Ramadona Priatna Gumilar, Prasetyo Adinugroho, Ayu Ratih dan Firda.


Pada acara pembukaan kami membuat acara lomba mewarnai dan menggambar yang diikuti anak-anak TK di sekolah Pak Amo. Saya dan teman-teman sungguh terharu saat melihat sambutan yang luar biasa pada rumah baca yang kami buat padahal waktu itu koleksinya belum terlalu banyak.



Dari kiri ke kanan: Firda, Prasetyo Adinugroho, Rika Puspitasari, Ayu Ratih, Ramadona, Saya dan Pak Amo.


Dan sejak saat itulah kami kemudian mengadakan berbagai kegiatan untuk rumah baca dari mulai Workshop Menulis, Diskusi Parenting sampai dengan Motivasi untuk warga sekitar. Tidak hanya itu saya juga mendapat dukungan dari Citra untuk membuat sistem perbukuan agar lebih rapih dari sebelumnya.


Senda pada saat mengajar workshop menulis....

Sekarang diumur yang setahun ini Rumah Baca Cakrawala Indonesia akan bekerjasama dengan Smartfren untuk membuat fasilitas internet. Berawal dari pertemuan saya yang intens dengan Mas Dani, gayung pun kemudian bersambut dan Alhamdulillah Rumah Baca Cakrawala Indonesia kemudian ditawari Smart Fren untuk pembuatan fasilitas internet. Tahun 2012, tepatnya di bulan Juni. Rumah Baca Cakrawala Indonesia akan memasuki fase baru untuk rumah baca, semoga dengan adanya fasilitas ini memudahkan warga masyarakat untuk mendapatkan akses internet di kemudian hari.


-Senda-
Penjejak Cahaya

Senin, 11 Juni 2012

Nasehat Ibu dan Rumah Baca


Kata Ibu: Rezeki itu bukan sekedar hanya materi yang kita dapatkan semata. Dipertemukan dengan orang-orang yang tulus membantu semua impianmu juga bagian dari rezeki sendiri. Belajarlah melihat rezeki dari banyak aspek, jangan pernah mengingkarinya meskipun rezeki materimu belum datang seperti yang engkau harapkan....
Ibu dan adik saya Dhinda 

Perkataan Ibu ini menyadarkan saya pada banyak hal dalam hidup. Jujur terkadang sebagai manusia biasa, saya kerap kali tidak puas dengan semua pencapaian saya. Padahal semua yang saya dapatkan belum sempat saya syukuri, termasuk dengan pemberian orang-orang yang menjadi sahabat kita dalam mewujudkan mimpi saya.

Salah satu mimpi yang menjadi bagian dari diri saya sekarang adalah rumah baca. Entah saya harus bicara apa tentang rumah baca, hanya saja saya sekarang menyadari meski rezeki saya tidak banyak, namun selalu saja ada orang yang dengan tulusnya datang pada saya memberikan bantuan baik moril maupun materil hingga akhirnya rumah baca-pun terbentuk sampai sekarang.

Saat relaunch, saya terhentak kaget karena tahun ini banyak sekali perkembangan yang cukup pesat dari rumah baca. Entah saya harus berbicara apa, tapi satu hal yang saya pahami dalam semua proses ini. Allah ternyata memang sudah mengatur saya bertemu dengan orang-orang yang peduli dengan mimpi saya yang satu ini.

Sementara saya kerap kali kecewa dengan pencapaian saya yang kurang maksimal, ternyata saya malah kurang mensyukuri apa yang sudah saya dapatkan saat ini. Ah betapa dangkalnya pemahaman ini Ibu, mulai hari ini anakmu akan mencoba untuk mensyukuri apapun yang diberikan Allah tanpa pernah melihat besar kecilnya pencapaian yang didapat hari ini. Karena seperti pesanmu “jangan pernah mengingkari rezeki meski rezeki materimu belum datang juga....”

-Senda-
Penjejak Cahaya

Senin, 04 Juni 2012

Relaunch Rumah Baca Cakrawala Indonesia



Juni ini saya kembali memulai aktivitas kembali setelah beberapa bulan ini saya absen di dunia training dan fokus hanya pada penulisan saja. Di bulan Juni, saya kembali merangkak perlahan memperbaiki puing-puing hidup yang terjadi pada saya selama beberapa bulan ini.

Beberapa kali gagal, sempat membuat saya “down” cukup lama hingga akhirnya memutuskan untuk mundur sejenak dari menulis. Tapi semua itu memang proses yang kemudian membuat saya tersadar kalau memang beginilah yang harus dialami setiap orang untuk mencapai jalan suksesnya.

Kembali ke relaunch rumah baca, setelah setahun saya dan teman saya Rika mendirikan Rumah Baca, tahun ini saya kembali mengadakan relaunch untuk rumah baca yang sudah kami buat. Relaunch kami adakan karena Alhamdulillah kami mendapatkan bantuan dari Smart Fren untuk fasilitas internetnya.

Jadilah kami membuka rumah baca plus internet yang tujuannya untuk mengembangkan kemampuan pendidikan warga sekitar. Harapan kami, rumah baca ini bisa jadi salah satu rumah baca terbaik di Kabupaten Bekasi. Dan akan ada rumah baca cakrawala lainnya yang hadir setelah rumah baca ini.... J

-Senda-
Penjejak Cahaya

Senin, 14 Mei 2012

Kontempelasi Malam di Langit Mei



Banyak hal yang terjadi selama peralihan tahun 2011 ke tahun 2012. Dari mulai beberapa project saya yang mundur waktunya, tidak jadi pada saat hari H, sampai jadwal terbit novel Patriot Cahaya yang tak pasti. Sejujurnya beberapa kali saya drop menerima rentetan cobaan ini, kepala saya rasanya ingin membuncah keluar dari tempatnya.
Namun sekali lagi saya kemudian harus belajar untuk menerima kenyataan pahit yang tidak bisa terelakkan lagi. Satu-satunya yang membuat saya tetap tersenyum setiap bulan saya masih bisa menghasilkan karya baik itu dalam bentuk artikel atau mengisi pelatihan lainnya.
Sempat saya marah pada semua hal dalam hidup ini dan menjadi apatis dibuatnya, karena semua yang saya lakukan selama setahun terakhir ini tak ada yang berhasil. Tapi inilah hidup, kadang kita tidak bisa membayangkan akan menjadi seperti Cinderella yang berakhir bahagia hanya dalam satu malam saja karena bantuan peri kehidupan.
Dalam fase ini tanpa peri dalam dongeng, saya berjalan dengan bantuan Allah SWT mengumpulkan kembali puing demi puing harapan. Saya tidak pernah tahu akan jadi seperti apa kedepan dan akan kemana arah hidup. Kata orang-orang mereka yang merencanakan hidup akan sukses di kemudian hari, istilah ini kemudian menjadi pegangan banyak orang untuk melangkah lebih jauh lagi. Sementara orang lain lebih memilih mengalir saja seperti air, tanpa pernah punya upaya untuk melawan bila ternyata alirannya membawa ke pusaran hidup yang tragis.
Perjalanan saya mungkin akan menjadi pembeda diantara pilihan hidup orang lain. Saya memilih untuk memiliki rencana namun membiarkan semuanya mengalir sesuai kehendak Allah pada saya. Itu mungkin yang akan membuat saya lebih nyaman, karena membuat rencana dan memaksakan rencana seperti apa yang saya inginkan mungkin akan membuat saya stres dan depresi, terlebih melihat banyaknya kegagalan yang saya alami saat ini. Pun saya tidak menyerahkan sepenuhnya pada aliran hidup karena sekali lagi saya akan terjatuh pada pusaran yang mungkin tidak tentu arah....
Saya masih yakin mentari akan bersinar terang esok harinya seperti harapan yang kita sematkan dalam malam-malam nan panjang. Hanya saja waktunya belum ditunjukkan saat ini....

-Senda-
Penjejak Cahaya

Rabu, 09 Mei 2012

Rencana Bulan Juni

Insya Allah bulan Juni ini saya akan mulai mengajar salah satu sekolah alam di Parung. Saat ini saya masih dalam tahap negosiasi untuk konsep dan harganya, doakan saja ada jalan tengah untuk bisa menjembatani kegiatan mengajar ini.

Buat saya mengajar training bukan hal baru, meski begitu mengajar menulis secara berkala tentu menjadi tantangan tersendiri. Di bulan ini juga saya akan menyelesaikan novel terbaru saya, itu harapan terbesar saya sampai tulisan ini dibuat saya masih berkutat pada 48 halaman, tentunya masih banyak halaman yang harus dipenuhi karena target saya sebenarnya sekitar 160-an halaman. Doakan saja semua bisa selesai sesuai dengan waktunya ya sobat....

Sumber Foto: Internet
-Senda-
Penjejak Cahaya

Wawancara Untuk Rubrik Aksara Annida Vol 1. Edisi Eksklusif



Alhamdulillah.... Mungkin ini saja yang bisa saya sematkan ketika pertama kali mendapatkan Majalah Annida edisi terbit kembali. Saat saya buka halaman Aksara, saya merasa terhormat saat tahu pendapat saya disejajarkan dengan Habiburrahman.

Tips Memilih Workshop Menulis


Banyak orang yang telah mengikuti workshop menulis tapi ternyata tetap kesulitan menghasilkan karya, kok bisa? Menurut saya, kita harus melihat ini dari dua sisi.


Pertama bisa jadi materi workshopnya terlalu berat. Ada kasus di sebuah sekolah yang konsultasi pada saya. Mereka menyelenggarakan workshop menulis tapi banyak pesertanya tetap gagal membuat tulisan. Setelah saya lihat modulnya, ternyata materi ajarnya memakai standar Amerika. Enam ratus halaman textbook, padahal workshopnya untuk anak SMP. Saya hanya bisa berkata “Wow” pada saat itu, bukan masalah ilmunya yang salah tapi menurut saya tidak pas bila materi setebal itu diterapkan pada siswa SMP karena peserta akan mengalami kesulitan dalam penerapannya.


Kedua dari sisi penulisnya sendiri, biasanya ketidakberhasilan terjadi bukan karena tidak bisa menulis, melainkan tidak bisa mengatur waktu. Untuk kasus ini kesalahan bukan pada workshopnya melainkan pada kemampuan dan keseriusan peserta dalam membagi waktu untuk menghasilkan karya.
            
Saya memiliki beberapa tips untuk mengetahui sebuah workshop itu bagus atau tidak:


1.         Jumlah Peserta.


         Jika pesertanya mencapai ratusan orang maka bisa dikatakan pelatihan tersebut tidak efektif. Bagi saya sendiri maksimal 15 hingga 25 orang per kelas workshop barulah kelas bisa berjalan dengan efektif. Bila lebih dari itu bisa jadi hanya sekedar talkshow atau seminar saja.


2.         Siapa pematerinya?


           Terkadang nama besar tidak menjamin kualitas workshop itu baik. Penulis besar malah hanya bicara penulisan secara global dan jarang sekali yang membicarakan EYD atau penggunaan diksi. Dan mereka pun hanya membicarakan tentang cara mereka menulis bukan melatih peserta untuk menemukan cara yang tepat untuk menulis.


         Dalam workshop yang saya buat, biasanya saya menjelaskan beberapa cara, jadi mereka punya pilihan bagaimana menggunakan cara yang tepat untuk menulis dan tidak terpaku dengan cara penulisan dari penulis bersangkutan.

3.         Suasana Workshop.


          Penting bagi seorang trainer untuk berkomunikasi dua arah, bukan searah sehingga seorang trainer bisa membangun suasana yang baik di kelas. Tidak hanya itu fasilitas dan suasana dalam ruangan pun juga harus mendukung workshop sehingga proses penyampaian ilmu dapat diserap dengan baik....

4.      Tindak Lanjut.


         Penting untuk memperhatikan apakah ada follow up dalam training tersebut. Karena menulis itu seperti belajar menyetir mobil yang harus diasah dari waktu ke waktu, tidak hanya sekedar tahu teori saja. Karena itu dukungan dari komunitas atau klub bagi para alumninya kemudian menjadi jembatan yang baik untuk membuat semangat menulis peserta training untuk tetap menulis.
***
Itulah beberapa hal yang terdapat di majalan Annida edisi terbaru. Versi yang ada di blog ini hanya versi gubahan dari aslinya. Mau tahu tulisannya di Annida versi cetak seperti apa? Yo wis langsung saja Klik Annida Online.

Sumber: Majalah Annida Edisi 1Th 2012, Limited Edition

-Senda-
Penjejak Cahaya

Jumat, 04 Mei 2012

Majalah Muzakki Bulan Mei: Cerdas Menggunakan Uang dan Berbelanja




Bulan Mei sudah tiba, seperti biasa saya menulis kembali untuk rubrik keuangan keluarga. Berikut ini tulisannya:
Berbelanja di saat semua kebutuhan hidup naik tentu tidak mudah, dibutuhkan kecerdasan dalam mengatur dan menggunakannya. Kerap kali kita membeli barang yang ternyata tidak benar-benar kita butuhkan dan hanya sekali-kali saja kita gunakan tanpa sadar kita menjadi boros untuk kebetuhan yang sebenarnya tidak perlu.

Kalau sudah begini bagaimana kita bisa mengelola keuangan kita dengan baik? Berikut ini ada beberapa tips cerdas menggunakan uang dan berbelanja:

1.             Buat perencanaan belanja dan catat belanjaan yang penting. Ini adalah metode yang diajarkan orang tua saya ketika berbelanja bulanan. Setiap bulan kami selalu membuat daftar belanjaan apa saja yang akan dibeli untuk bulan ini. Dari sini kita bisa mulai berhitung berapa pengeluaran kita dalam satu bulan ini.

2.             Berkomitmen untuk berbelanja kebutuhan yang dibutuhkan. Godaan sale memang seringkali menjadi acuan untuk berbelanja. Adanya model jilbab baru, kaftan terbaru membuat diri ingin berbelanja barang-barang tersebut. Padahal kalau sudah dibeli pun hanya terpakai beberapa kali. Kalau sudah begini, kita butuh komitmen pada diri sendiri untuk tidak berbelanja di luar dari kebutuhan yang ada pada list kita bulan ini. Kalaupun memang ingin membeli barang tersebut, pastikan semua kebutuhan utama di bulan ini       sudah terpenuhi dengan baik.

3.             Perhatikan katalog belanja yang diberikan supermarket. Dalam katalog kita akan menemukan produk-produk yang dijual dengan harga miring. Bila kita biasa mengkonsumsi minyak goreng merek A sementara di katalog harga yang discount adalah minyak goreng merek C maka jangan ragu untuk membeli minyak goreng mereka C,    dengan begitu kita bisa menghemat untuk belanja pengeluaran bulan.

4.             Berbelanja online. Trend belanja online belakangan ini memang membuat pola baru berbelanja. Saya pun beberapa kali kerap berbelanja via online. Berbelanja dengan metode ini selain menghemat waktu dan menghemat uang bila membelinya dalam jumlah yang cukup banyak. Selain itu modelnya pun untuk beberapa bisnis on line biasanya berbeda dengan yang sudah beredar di pasaran.

5.             Hindari menggunakan credit card tidak wajar untuk memborong kebutuhan tersier. Punya              credit card memang enak, namun kalau tidak bijaksana menggunakannya bisa jadi             bumerang sendiri. Beberapa rekan saya sempat terjebak tagihan membengkak karena memakai credit card sesuai dengan batas kenormalan. Kalau sudah begini credit card pun bisa jadi alat yang berbahaya bagi diri kita sendiri. Walaupun sebenarnya praktik credit card sebenarnya adalah praktik riba, nyatanya banyak juga yang saudara kita yang sudah menggunakan credit card. Jadi kalau sudah begini tinggal bagaimana caranya mengerem berbelanja kebutuhan tersier seperti membeli baju, parfum, dll.

6.             Bila ingin berbelanja dalam jumlah yang besar maka hindari berbelanja di mall karena selain harganya mahal, kita juga tidak akan mendapatkan potongan discount meski membeli dalam jumlah yang cukup banyak.

7.             Sesuaikan pendapatan dengan pengeluaran. Masing-masing dari kita tentu punya kebutuhan yang berbeda. Jangan hanya karena produk baru, kita memaksakan untuk membeli produk tersebut. Sesuaikan kembali dengan pendapatan bulan ini, bila setelah dikalkulasi ada sisa uang setelah dikurangi pengeluaran, tabungan dan investasi barulah       kita bisa membeli barang yang kita inginkan.

8.             Pilih barang yang berkualitas, bukan sekedar murah. Berbelanja cerdas bukan berarti harus menghemat semua pengeluaran terkadang untuk beberapa barang tertentu kita bisa membeli dengan harga yang mahal untuk kualitas yang baik. Sebagai contoh bila ada tas dijual murah seharga Rp. 50.000, mungkin kita akan tertarik membeli tas tersebut karena harganya yang murah bila dibandingkan dengan tas lainnya. Sayangnya tas tersebut hanya tiga bulan sudah jebol, kalau begini alangkah bijaksananya bila kita membeli tas       yang sedikit lebih mahal namun awet dibandingkan dengan membeli murah namun harus membeli dalam kurun waktu pendek. Bukannya hal ini malah membuat anda jadi lebih boros?

9.             Biasakan memiliki jadwal yang teratur dalam berbelanja. Untuk kebutuhan setiap              bulannya saya berbelanja sebulan sekali dan itu sudah rutin saya lakukan, jadi sistem berbelanja saya, hanya membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan saja bukan barang yang tidak diperlukan. Hindari berbelanja karena alasan ingin refreshing, karena biasanya akan membuat nafsu belanja kita jadi semakin tidak terkontrol.

10.           Hindari jebakan discount. Ada banyak jebakan discount dimana-mana. Di pusat perbelanjaan kita kerap kali menemukan jebakan discount pakaian 50% + 20%.  Asosiasi orang dengan tambahan discount tersebut berpikir discountnya 70% padahal kalau dihitung hanya mencapai 60% saja. Sebagai contoh bila harga baju dijual Rp. 100.000, bila harga didiscount 50% + 20 % maka menjadi 50% x Rp. 100.000 = Rp. 50.000 (untuk discount pertama), kemudian discount kembali 20 % menjadi 20% x Rp. 50.000 = Rp. 10.000 (untuk discount kedua) maka kalau dijumlah total discountnya Rp. 60.000 saja. Jadi jumlah discount sebenarnya hanya 60% saja, bukan 70 % seperti yang kita pikirkan.

11.           Jangan lupa melakukan survei kecil sebelum berbelanja. Survei kecil tidak harus                 berkeliling mall untuk mencari harga yang sesuai, bertanyalah pada rekan-rekan kita yang sudah pernah berbelanja barang yang kita inginkan dan tanyakan dimana ia mendapatkan barang tersebut, dengan begitu kita bisa mendapatkan referensi barang dengan harga miring.

Itulah sebelas tips yang bisa berbelanja cerdas, semoga bermanfaat.