Selamat Datang

Selamat Datang di Web Blog Patriot Cahaya. Web Blog ini berisi perjalanan penulis Senda Irawan dan Novel Patriot Cahaya. Bagi sobat pembaca yang ingin mengetahui tentang Patriot Cahaya Berikut ini petunjuk link yang bisa diklik:

Klik Sinopsis - Untuk mengetahui sinopsis dari Patriot Cahaya.

Klik Endorsement - Untuk mengetahui siapa saja yang mengendorse Patriot Cahaya.

Klik Youtube - Untuk melihat preview youtube-nya.

Klik Interview Majalah - Untuk melihat berita tentang interview Senda Irawan di majalah-majalah yang pernah mewawancarainya.

Klik Interview TV - Untuk melihat berita tentang interview Senda Irawan di televisi yang pernah mewawancarainya.

Klik Bedah Buku - Untuk melihat berita tentang acara bedah buku yang Senda Irawan lakukan.

Preview Patriot Cahaya

Kamis, 15 Desember 2011

Seseorang mengapresiasi buku 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat



Malam ini saya iseng-iseng mencari buku saya di laman google dan alhasil saya menemukan sebuah review tentang isi buku saya. Saya tidak menyangka, orang tersebut sangat mengapresiasi buku 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat. Berikut ini tulisannya yang bisa dilihat juga di blog kolomlev:


Slamet siang..

Barusan gue baca di vivanews.com, ada kolom yang nyeritain, pengaruh musik dalam kehidupan. Terus dibilang, apakah dibenarkan, orang yang lagi patah hati malah nyetel lagu sendu mendayu-dayu cengeng? Ternyata jawabannya ya gak bolehlah. Karena justru lagu jenis itu yang nantinya bikin tambah berasa nyesek. Ini juga yang oleh para motivator sering dilarang. Kalo lagi sedih, dengerin lagu yang hepi-hepi. Metal juga boleh.

Berawal dari baca kolom ini, gue jadi inget, kalo gue pun ngelakuin hal serupa. Tapi bukan pas gue lagi sedih-sedihan. Justru lantaran gue lagi pengen menghadirkan nuansa “menyentuh” di tulisan gue nanti (kan, anak Mami). Makanya, gue jadi dengerin lagu yang melow-melow. Lagu yang sering gue puter adalah lagunya Krisdayanti, Menghitung Hari. Hakhakhakhak!

Beneran! Dengan “bantuan” lagu menghitung hari, gue jadi bisa ngebayangin perasaan KD lagi nyanyiin lagu itu buat Anang. Hahahahahaha! Menghitung hari jadi top list di winamp gue. Terus kalo lagi bagian seru, semisal cerita gue LDK mpk sama gueru yang gubrak-gubrak, gue nyetel lagunya Avenged seven fold. Emosi gue jadi dikocok-kocok

Selanjutnya, gue baru selesai baca buku 88 kiat manjadi penulis hebat, yang ditulis oleh Syamsa Hawa dan Irawan Senda, penerbitnya Tangga Pustaka, dan gue beli yang ASLI bukan bajakan. Gue sangat merekomendasikan buku ini buat temen-temen yang lagi pada gandrung nulis-nulis. Coba deh, karena di sana dengan lengkap di kasih tau teknik nulis, teknik ngedit sendiri, teknik menuangkan gagasan, teknik membangun tulisan. Wah! Pokoknya banyak deh. Gue sangat terbantu dengan munculnya buku ini.

Terus, di buku itu juga ada semacam tutorial gitu. Kalo bahasa kerennya workbook. Kita akan dituntun untuk melakukan sebuah latihan. Contoh latihannya misalnya kayak gini. Di bab imajinasi, pembaca di suruh berimajinasi jika di ruangan ada boneka Spongebob nesar, laptop, dan tumpukkan kardus bekas. Lalu perintahnya adalah, coba Anda bayangkan, apa yang terjadi dengan ketiga bahan tersebut?

Gue mulai berimajinasi. dan imajinasi gue yang muncul adalah, boneka sponge bob besar makanin kardus bekas yang bertumpuk-tumpuk itu. Terus tau-tau boneka spongebob mules, eek, dan keluarlah laptop!

Liar! ya, Gue mengambil tema khayalan liar. dan gak ada yang salah dari semua khayalan orang. Kan keren tuh, boneka sponge bob yang rakus makan kardus, ehhh… eeknya laptop. Bisa-bisa gue jadi juragan laptop! Tiap pagi kerjaan gue ngasih makan boneka spongebob kardus bekas yang gue kumpulin dari pemulung. Siangnya gue tungguin sampe si spongebob-menguntungkan itu eek.

Sebenernya hal ini mirip-mirip sama proses kopi luwak. Entah kenapa, kopi tersedap di dunia itu, malah dari terbentuk kotoran Luwak. Biji kopi yang gak tercerna dalam perut luwak, dan juga mengalami fermentasi alami dalam perut luwak, pas keluar jadi kopi tersedap di dunia. Hayolah boneka spongbob, jangan kalah sama luwak!

Terus ada lagi yang tiba-tiba gue inget. Suka nonton mario teguh? Dulu gue suka, tapi sekarang udah jarang-jarang. Suatu hari, waktu gue nonton mario teguh, waktu itu masih di O Channel, ada satu quotes yang gue inget terucap dari mulutnya. Bunyinya gini,

“ Menabung itu tidak membuat Anda jadi kaya. Yang membuat Anda jadi kaya adalah dengan cara memperbanyak pintu income keuangan Anda.”

Gue ngakak! Ini salah satu bentuk komedi tercerdas yang pernah gue denger. Quotes itu ada benernya juga sih. Hehehe! Menabung itu gak merubah yang ada. Tapi memperbanyak pintu income, baru merubah tingkat pendapatan. yuk deh, sama-sama kita perbanyak pintu income keuangan pribadi bahkan keluarga kita.

Dan yang terakhir, ehemmm… gue menjanjikan ada hal yang berbeda dari buku gue nanti (itu juga kalo lolos edit) ada bagian yang gak gue keluarin sebelumnya. Apa itu?! Nantikan saja jam tayangnya, itu juga kalo lolos edit. Sekali lagi, kalo lolos edit. Hehehe! Karena ide tentang “itu” tiba-tiba aja mencuat pas lagi denger lagu “menghitung hari”. Hehehe..

Sebentar lagi udah mau weekend lagi. Siap-siap ah dari sekarang (padahal sih masih jauh banget..) :DD
***
Itulah penggalan penuh blognya, sejujurnya tulisan blog ini adalah pemicu saya secara pribadi untuk terus berkarya lebih baik lagi dari sebelumnya, semoga hal ini menjadi jalan untuk membuat tulisan saya semakin baik lagi di kemudian hari....
-Senda-
Penjejak Cahaya

Jumat, 09 Desember 2011

Memberi Semangat Untuk Mahasiswa UNJ Jurusan Geografi


Sudah lama sekali sepertinya saya tidak mengisi blog, vacum cukup lama karena mengerjakan beberapa pekerjaan membuat saya harus rehat sejenak dalam dunia perblog-an dan dunia seminar. Pada tanggal 6 Desember kemarin, saya keluar sejenak memberi semangat teman-teman mahasiswa UNJ jurusan Geografi untuk mulai menulis.

           Dalam seminar itu saya kemudian share pada mereka tentang tujuh alasan mengapa kita harus menulis, berikut ini adalah rangkumannya:
1.      Indonesia butuh kita menjadi penulis sekarang juga....
Minat baca yang ada pada bangsa Indonesia jauh tertinggal bila dibandingkan dengan minat baca negara lain. Di Indonesia angka minat baca kita hanya 0.001 saja. Artinya setiap seribu orang hanya 1 orang saja yang senang membaca buku. Mengapa hal ini terjadi?
Hal ini karena rendahnya buku yang terbit di Indonesia, itupun jumlahnya masih sangat kurang bila dibandingkan negara lain yang jumlah penduduk lebih sedikit bila dibandingkan Indonesia. Bagaimana solusinya?
Solusinya jelas dengan menciptakan lebih banyak lagi penulis, sehingga jumlah buku lebih banyak lagi dan akhirnya masyarakat akan lebih banyak tahu tentang buku-buku yang sesuai dengan dirinya.
2.      Kalau kita ingin tetap hidup, maka menulislah....
Kenapa seorang Kartini bisa tetap hidup dan terkenal sampai sekarang? Jawabannya adalah Kartini menuliskan gagasannya sehingga ia bisa tetap hidup sampai sekarang ini.
3.     Warisan....
Kalau kita tidak bisa kaya dan meninggalkan harta untuk tujuh turunan dibawah kita maka menulislah, karena dengan menulis harta kita tidak pernah habis tujuh turunan....
4.   Ingatlah! Rasulullah telah memberitahu kita bahwa setelah seorang manusia meninggal dunia, terputuslah semua amalannya kecuali 3 hal (Amal jariah, doa anak saleh, ilmu yang bermanfaat) dan menulis adalah medium yang membuat amal kita terus berkembang sampai kita meninggal kelak.
5.       Kita hidup di zaman modern, bukan di zaman prasejarah, jadi jangan mau disamakan prasejarah.
6.      Malu dengan seorang anak yang sudah menulis banyak buku di usia belianya:
Nama lengkap: Muthia Fadhila Khairunisa
Lahir: Jakarta, 14 Januari 2001
Buku: 
Life Skill memasak di sekolahku (Konferensi Anak Bobo, 2009)
Manusia Bunglon (Dar! Mizan, 2010)
Stawberry Secret (Dar! Mizan, 2010)
Magic Cookies (Dar! Mizan, 2010)
Miss Pantun & Miss Fashion (Dar! Mizan, 2011)
The Key Word (Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, 2011)
My Best Story, Chocholatte (Dar! Mizan, 2011)
Beeanglala (Pustaka Lebah, 2011)
The Pinky Girls (Dar! Mizan, 2011)
7.      Malu dengan Hellen Keller yang buta dan tuli namun punya semangat besar untuk menulis. Selama hidupnya bahkan ia sudah menulis 12 buku.
     
         Itulah sedikit share materi saya ketika di UNJ. Alhamdulillah mereka senang dan bersemangat menulis, meski masih harus membiasakan membaca terlebih dahulu. Harapan saya, seminar kemarin membuka pintu gerbang cakrawala mereka berpikir tentang menulis minimal satu buku dalam hidup mereka....

-Senda-
Penjejak Cahaya

Minggu, 02 Oktober 2011

Share potongan kecil dari perjalanan saya di dunia penulisan....

Entah saya harus mulai dari mana saya mulai, mungkin saya akan mulai dengan membuka tabir kejujuran tentang profesi menulis sebenarnya. Tidak semudah yang dibayangkan untuk bisa menjadi seorang penulis, terlebih bila jalur kepenulisan yang dipilih adalah penulis buku. Ketika engkau ingin menjadi idealis sepenuhnya maka tantangan demi tantangan mulai didapatkan....

Buku pertama adalah proyek idealis yang tidak pernah saya sangka akan mengantarkan saya sejauh ini. Namun bukan tanpa perjuangan saya memulai itu semua. Di buku pertama saya harus berjuang meyakinkan orang lain untuk mendukung dan membeli buku saya.

Dan mata saya kemudian terbuka....

Dari buku pertama, saya kemudian harus menerima kenyataan bahwa semua yang sudah kita impikan tidak sesuai dengan harapan. Penjualan buku saya memang cukup baik saat itu, namun pil pahit untuk tidak bisa dilanjutkan cetak membuat saya berpikir ulang tentang profesi ini.

Pertama yang membuat saya harus menelan pil pahit adalah kenyataan bahwa banyak orang Indonesia yang ternyata tidak menyukai buku. Bahkan untuk membaca saja mereka enggan....

Satu poin cerita yang membuat saya waktu itu cukup membuat saya sakit hati adalah ketika seorang teman cerita akan membeli buku saya kalau sudah keluar bajakannya di Kwitang. Sungguh ketika itu saya sangat terpukul ketika tahu profesi ini sebenarnya semakin tidak dihargai.

Minta Gratisan, No Way!....


Saya semakin risih ketika seseorang kemudian datang kepada saya meminta gratisan buku. Ini adalah bagian yang sampai sekarang saya tidak pernah habis pikir, apa saja yang ada di benak peminta? Bahkan sempat ada beberapa orang yang saya marahi ketika menghubungi saya karena tujuan mereka menghubungi saya hanya untuk meminta buku gratisan saja.

Bukan saya pelit atau tidak ingin membagi buku saya, hanya saja rasanya meminta buku pada buku itu adalah tindakan paling tidak menghargai yang pernah saya tahu. Untuk sebuah buku yang ditulis dari sahabat saya saja, saya beli kontan tanpa minta embel-embel apapun. Bagi saya dengan cara ini, saya bisa menghargai dunia penulisan dan perbukuan di Indonesia.

Kalau industri perbukuan dan penulisan kita maju, secara tidak langsung akan membuat bangsa kita semakin maju bukan? Namun apa yang terjadi? Lagi-lagi saya harus dikecewakan oleh ulah segelintir orang yang ingin mendapatkan keuntungan sesaat tanpa mau tahu bagaimana seorang penulis bekerja keras menyelesaikan bukunya.

Padahal kalau mau jujur untuk sebuah buku idealis saya bisa menyelesaikan dalam waktu cukup lama, antara satu bulan hingga dua setengah tahun. Jadi sejak saat itu saya kemudian memiliki sebuah prinsip yang kuat tentang meminta buku. Kalau anda menghargai saya sebagai penulis, maka beli dan baca karya saya, itu saja sudah cukup membuat semua penulis senang dan dihargai....

Saya tidak berhenti, meski dahulu pada satu waktu saya ingin keluar dari dunia ini....


Sejujurnya saya harus realistis dengan semua pendapatan yang saya dapatkan ketika pertama kali menulis. Kedua orang tua saya khawatir saya tidak bisa hidup dengan pendapatan saya yang bisa dibilang sangat jauh dibawah kebanyakan orang. Saya sendiri diam-diam sering merenung dan bertanya pada diri sendiri, "apa saya keluar saja dari dunia menulis?"

Anehnya, setiap saat mempertanyakan hal ini, beberapa job menulis selalu datang menghampiri saya, hingga membuat saya sendiri berpikir kembali tentang petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT pada saya.

Seorang teman kemudian menasihati saya, "pada dasarnya setiap orang sudah ada rezeqi dan tidak akan pernah tertukar sedikitpun rezeqinya."

Kalimat ini yang kemudian menjadi teman di kala fase-fase sulit yang pernah saya alami selama menjadi penulis, terutama ketika dalam satu waktu empat buku saya ditolak semua.

Bedah Buku = Ngamen....


Kata-kata ini saya dapatkan dari salah seorang penulis yang juga menjadi sahabat saya, katanya kalah mengamen itu belum tentu penjualan buku kita baik. Kalau cuma kepuasan launching saja sih, itu cuma milik para penulis baru....

Pernyataan ini tersirat dibicarakan dalam obrolannya. Sejujurnya hati kecil saya bertentangan dengan pernyataan ini. Kalau memang buku hanya dinilai dari penjualannya saja, bagaimana kita bisa memperkaya khasanah baru dalam dunia penulisan. Apakah kita hanya jadi bangsa pengekor saja dengan mengikuti karya-karya best seller dari penulis lain saja?

Ngamen, buat saya adalah sesuatu yang penting yang harus dilalui oleh siapapun penulis. Dalam ngamen, ada nilai pertanggungjawaban yang harus kita siapkan ketika berhadapan dengan pembaca. Tidak hanya itu ngamen juga memperlancar kemampuan public speaking untuk penulis. Dengan sering ngamen seorang penulis akan mampu menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan pada pembaca dengan baik.

Akan terlihat berbeda, seorang penulis yang memiliki jam terbang ngamen dengan penulis yang tidak punya jam terbang ngamen.

Mendistribusikan sakit hati dengan lebih produktif lagi....


Pada dasarnya saya bukan penulis yang senang mengumpat, namun kerap kali saya menemukan beberapa teman penulis curhat tentang dunia penulisan yang sudah tidak memiliki tempat lagi untuk buku yang baik dan berkualitas. Semua hanya didasarkan pada industri semata saja, kalau penjualan buku kurang baik maka harus siap dibalikkan dalam jangka waktu tiga bulan. Bahkan ada yang memaki-maki sistem yang terlalu kapitalis di dunia perbukuan.

Saya sendiri bukannya menutup kuping dan tidak mengetahui hal ini, hanya saja saya ingin melewati fase-fase sulit dari dunia perbukuan ini. Sama halnya dengan dunia musik, dahulu ketika pembajakan merajalela, tidak ada musisi yang mampu mencegahnya, bahkan mereka harus gigit jari ketika tahu penjualan album mereka tidak sebaik yang mereka harapkan. Namun tren kemudian berganti dari media CD ke ringbacktone, dan kini para musisi bisa lebih bernafas ketika ringbacktone bisa mereka jadikan acuan untuk hidup.

Sama halnya dengan dunia perbukuan, saya yakin sekarang ini sedang masa transisi untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Entah formula apa yang sedang dan akan dibuat di industri ini, satu hal yang saya percaya, kita yang berkualitas akan selalu dicari untuk mengisi kekosongan di industri ini. Banyaknya penulis yang tumbang mungkin akan menjadikan profesi ini menjadi semakin mahal di kemudian hari dan saya ingin menjadi salah satu di dalamnya.

Pesan guru saya yang masih saya ingat, "tidak perlu takut kalau kamu memang punya kemampuan dan kualitas, biasanya mereka akan selalu ingat dan mencari terus kemanapun kamu melangkah...."

Jadi buat saya ini adalah momentum untuk lebih produktif lagi dalam dunia menulis, bukan begitu?....

***


Sebenarnya masih banyak uneg-uneg saya tentang perjalanan dan dunia penulisan yang sudah saya arungi, namun pasca pemulihan sakit ini membuat saya sedikit mengerem tulisan saya di blog. Mudah-mudahan sedikit tulisan di awal bulan Oktober ini, bermanfaat bagi yang membacanya.... :)

-Senda-
Penjejak Cahaya

Rabu, 28 September 2011

Pendapat Pembaca tentang buku ke lima saya....

Hari ini saya tercengang ketika mendapatkan cc dari Pak Dudi. Buku ke lima saya ternyata diapresiasi oleh seorang pembaca yang sebelumnya tidak pernah saya kenal. Dalam wall facebook, seorang pembaca bernama Pak Muhammad Ramdhan mengemukakan apresiasinya terhadap buku ke lima saya....

Lewat facebook beliau berkata, 



Saya sudah baca Buku mas Keajaiban Berperilaku Positif, bukunya pas banget dengan kekacauan diri saya yang lagi sakit Post Traumatic Syndrom Disc.alhamdulillah setelah baca buku ini, jiwa saya menjadi tenang dan saya bisa memotivasi diri saya sendiri sebelum saya memotivasi orang lain,Sungguh buku yg luar biasa.
Sejujurnya saya tidak pernah menyangka apresiasi terhadap buku ini ternyata jauh lebih besar dari perkiraan saya. Yang saya tahu ketika saya menulisnya saya hanya ingin berbagi saja apa yang ada di kepala saya dengan pembaca, kalaupun ada manfaat baik dari buku tersebut biarlah menjadi pemanis bagi kehidupan saya selanjutnya di masa mendatang. Sampai sekarang saya hanya bisa berpikir tentang semua hal yang sudah tulis, apakah saya memang sudah sejauh itu merubah seseorang....

-Senda-
Penjejak Cahaya

Selasa, 20 September 2011

Keajaiban Berperilaku Positif menjadi buku rekomendasi Gramedia Mall of Indonesia

Hari ini saya menyempatkan diri, mendatangi salah satu toko buku di Jakarta Utara. Toko buku yang saya sambangi adalah Gramedia Mall of Indonesia Kelapa Gading. Tujuan saya ke toko buku ini sebenarnya semula hanya ingin mencari bahan buku untuk buku saya selanjutnya saja, namun sampai disana saya dikejutkan oleh layout sebuah buku yang menarik.

Ya, buku saya ke lima ditaruh di tempat buku rekomendasi, depan persis kasir. Bukan main senangnya saya, ketika tahu buku saya termasuk dalam buku rekomendasi toko buku tersebut. Tidak hanya itu, yang membuat saya terpaku saat saya mengetahui buku saya ternyata sisa sedikit. Secara tidak langsung ini menandakan penjualan buku saya di toko tersebut berjalan baik.

Saya hanya bisa mensyukuri semuanya karena Allah memberikan kesempatan saya untuk yakin bahwa pilihan saya dalam dunia menulis ternyata tidak salah. Semoga kedepannya saya diberi kekuatan dan umur yang panjang untuk mengisinya dengan karya-karya yang bermanfaat bagi pembaca saya....

-Senda-
Penjejak Cahaya

Senin, 19 September 2011

Resensi Buku ke 4 dari Kompasianer (Melisa Olivia)


Waaaw sekali lagi saya harus mengucapkan Alhamdulillah dan terima kasih pada mbak Melisa Olivia karena selain sudah membaca buku saya, ia juga sudah meluangkan waktunya untuk menuliskan kesan-kesannya dalam sebuah blog Kompasiana. Sesungguhnya ini kali pertama buku saya di review oleh Kompasianer dan saya sekali lagi merasa bersyukur karena tulisan saya sekali lagi membawa manfaat bagi yang membacanya. Entah saya tidak pernah tahu kejutan apalagi yang akan saya temukan ke depannya, satu hal yang pasti, dukungan dan support dari pembaca yang tidak pernah putuslah yang membuat saya bisa bertahan menjadi penulis. Terima kasih semuanya untuk dukunganya....

Judul buku: 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat

Penulis: Syamsa Hawa & Irawan Senda

Penerbit: PT Tangga Pustaka

Isi: 248 halaman

Tahun terbit: 2011

Buku ini tepat sekali bagi kita yang ingin mencoba mulai memasuki dunia tulis-menulis, tapi masih merasa ragu atau tidak percaya dengan kemampuan sendiri.

Buku ini dibuka dengan berbagai dorongan semangat mengapa kita perlu menulis dan manfaat apa saja yang akan kita dapat dengan menulis. Sungguh baik untuk menaikkan semangat pembacanya. Mulai dari bisa jalan-jalan dengan menulis, menulsi sebagai alat terapi, bisa memiliki kebebasan waktu, mengangkat derajat intelektualitas, sampai memperluas jenjang karier. Ini hanya sekelumit manfaat yang bisa kita peroleh dari menulis. Di dalam bukunya, dijabarkan dengan lebih lengkap oleh sang penulis.

Bab selanjutnya membahas kendala-kendala apa saja yang umumnya dihadapi penulis. Mulai dari masalah umum yang mungkin juga sering dihadapi oleh kawan-kawan yang mau mulai menulis–rendah diri, sulit mencari waktu, sulit mencari ide, dll, sampai ke masalah khusus semisal memiliki cacat fisik. Tapi, semua kendala tersebut tidak ada yang tidak bisa diatasi. Penulis memberi semangat, selama kita ada niat untuk menulis, semua kendala tersebut tidak ada artinya. Ada niat, ada jalan. Penulis bahkan memberikan contoh konkret solusi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut.

Penulis juga memberikan teknik-teknik mendasar yang diperlukan untuk memulai sebuah tulisan. Seringkali kita mendapat ide, tapi bingung bagaimana menuangkannya dengan baik karena tidak pernah membuat kerangka penulisan terlebih dahulu, pada akhirnya ide tersebut menjadi mandek dan bisa menguap begitu saja seiring berjalannya waktu. Penulis memulai dengan memberikan tips-tips menarik bagaimana agar kita bisa mendapatkan ide bagi kita yang sulit menemukannya. Semua tips yang dikemukakan mereka sangat menarik dan layaka untuk dicoba. Kesimpulan dari bagian ini adalah, segala hal di sekitar kita bisa dijadikan sumber ide. Tinggal diri kita yang harus belajar untuk lebih peka dalam mengamati dan menganalisa.

Setelah tahap mencari ide, dimulailah langkah membuat konsep dan kerangka penulisan secara umum. Juga bagaimana kita mengatur waktu, menentukan judul, dan merangkum sumber-sumber referensi kita. Baru setelah ini, penulis membagi tiga susunan tahap yang harus dilakukan bagi kita yang ingin menulis fiksi, non fiksi, atau faksi. Kemudian, dilanjutkan dengan tahap pengeditan tanda baca, huruf kapital, kata depan dan kata awalan (yang seringkali menjadi rancu), kata ulang, cara memilih diksi yang baik dan tepat, dan bagaimana cara mengedit novel kita sendiri.

Anggaplah tulisan kita sudah rampung dan siap diajukan ke penerbit. Di sini, penulis menjelaskan secara gamblang segala hal yang berkaitan dengan penerbit. Memilih penerbit yang sesuai dengan segmen tulisan kita, apa saja yang terjadi dengan naskah kita selama berada di dapur penerbit, apa yang bisa kita lakukan jika naskah kita ternyata ditolak, bagaimana menghadapi kontrak dengan penerbit, langkah-langkah yang harus dilalui sebelum naskah kita rilis dalam bentuk buku, dan suka duka yang bisa dihadapi saat berurusan dengan penerbit.

Setelah buku kita terbit, bukan berarti pekerjaan kita tuntas. Supaya buku kita laris dibeli orang, kita juga butuh yang namanya pemasaran. Kita dan penerbit harus bekerja sama bagaimana metode pemasaran yang baik untuk sirkulasi buku kita di masyarakat. Penulis berbagi pengalaman mereka di sini saat mereka belajar memasarkan buku mereka yang sudah terbit. Ada 9 metode yang bisa digunakan untuk mempromosikan buku kita di pasaran, dengan memanfaatkan sumber daya teknologi yang sedang menjamur saat ini, seperti media sosial, internet, dan lainnya.

Dengan terbitnya buku kita, otomatis kita juga ingin menikmati hasil jerih payah kita, bukan? Dalam bukunya, penulis juga membagikan metode pembayaran yang umumnya ditawarkan oleh penerbit. Ada yang sistem beli putus, dan ada sistem pembagian royalti dengan beragam perhitungannya. Semua tergantung dengan negosiasi dan kesepakatan kita dengan penerbit.

Penulis juga tak lupa memberikan saran agar kita memiliki nama pena. Memang tidak diharuskan, tapi ada gunanya juga sebagai positioning diri kita sebagai penulis. Apalagi, jika nama kita termasuk nama yang laris, alias banyak kembaran nama atau nama kita tergolong sulit diingat orang. Sebuah nama yang unik diperlukan agar masyarakat mudah mengenal kita. Namun, seklai lagi semuanya tergantung pada kita, mau atau tidak. Toh tidak semua penulis muncul dengan nama pena. Ada pula serentetan nama penulis yang menggunakan nama aslinya. Bagi kawan-kawan yang ingin menggali nama pena, penulis sudah menyiapkan contoh dan cara untuk mendapatkan nama pena.

Sebagai penutup, penulis juga memberikan beberapa gambaran peluang untuk menulis buku. Ini bisa dijadikan acuan bagi kita yang mungkin masih blank hendak menulis buku jenis apa yang sesuai dengan kepribadian kita. Penulis juga memberikan tips untuk mengumpulkan bahan-bahan tulisan pada masing-masing peluang.

Kawan-kawan ingin menulis apa? Silahkan tentukan dan mari mulai menulis! :)

Personal opinion:

Buku ini adalah salah satu bacaan yang berhasil membangkitkan semangat saya untuk bangkit menulis lagi dengan lebih baik. Saya merekomendasikan buku ini untuk teman-teman yang butuh informasi lengkap tentang menjadi penulis hebat.

Saya pun sempat mandek menulis karena beberapa kendala yang sama persis dengan yang dijelaskan oleh penulis buku tersebut. Saya merasa tersindir dan tertantang mencoba menulis lagi. Latihan-latihan kecil agar bisa menghasilkan sesuatu yang besar. Walau belum benar-benar baik, tapi selama kita sering menulis dan meminta pendapat orang lain, niscaya tulisan kita pasti berkembang. Apalagi sekarang banyak sekali media yang menyediakan lahan menulis, seperti Kompasiana ini, dan juga perangkat teknologi yang memungkinkan kita mengakses informasi dan blog, atau memampukan kita menulis di dalam perangkat tersebut. Tanpa teknologi pun, hanya dengan secarik kertas dan pena dapat membuat kita bisa menulis. Kini, di manapun dan kapanpun, kita bisa menulis!

Salam Kompasiana!

Termenung ketika seorang penulis mengapresiasi buku ke 4 saya....


Saya tidak pernah menyangka seberapa jauh dampak dari tulisan saya, yang saya percaya ketika menulis saya mencoba menulis sebaik mungkin karena saya mencoba mencurahkan segenap pikiran dan rasa hingga menjadi sebuah buku yang enak dan menarik untuk dibaca.

Sampai pada satu titik, saya termenung ketika tulisan saya, begitu menggugah Pak Bhayu untuk menyelesaikan thesis dan bukunya. Yang lebih buat saya termenung adalah saat karya saya dan Syamsa Hawa disandingkan dengan buku Arswendo Atmowiloto yang berjudul Mengarang itu Gampang.

Sesungguhnya ketika membaca review buku ini saya hanya bisa termenung, apakah saya memang sudah sejauh itu menulis. Rasanya jenjang saya untuk disamakan Arswendo masih sangat jauh, karena karya saya baru sedikit yang diterbitkan, sisanya hanya tumpukan surat penolakan yang mencambuk diri untuk bisa menulis lebih baik lagi.

Apa yang tertulis dalam blog Pak Bhayu tentang buku saya, simak ceritanya berikut ini:

Banyak buku tentang dunia tulis-menulis yang beredar di pasaran. Saya membeli cukup banyak di antaranya. Hanya saja, banyak di antaranya yang lebih bersifat motivasional. Penulis buku tersebut memotivasi pembacanya untuk menjadi penulis. Kisah-kisah para penulis sukses diceritakan, namun banyak yang lupa menuliskan secara mendetail kiat menjadi penulis.

Salah satu buku legendaris soal dunia kepenulisan ini adalah Mengarang Itu Gampangkarya Arswendo Atmowiloto (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1982). Namun setelahnya, saya merasa kurang mendapati ‘gereget’ di buku-buku lain. Sampai kemudian saya bertemu dengan Irawan Senda yang menulis buku 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat bersama Syamsa Hawa (Jakarta: Tangga Pustaka, 2010).

Saya bukannya hendak berpromosi, namun memang hanya dua buku itu yang berkesan bagi saya. Untuk yang terakhir, bagus sekali bagi yang sedang mencoba menyelesaikan buku atau baru mulai berniat membuat buku. Pembedanya adalah selain adanya kiat praktis, juga dilengkapi semacam lembar kerja agar pembaca terpacu.

Tentu saja, saya tidak melarang bila Anda ingin membeli buku yang lain. Hanya saja cobalah buka dari pembungkus plastiknya, minta saja petugas toko buku membukanya. Periksa isinya. Kalau cuma kisah motivasional, bagi saya, itu kurang praktis. Karena bila membeli buku semacam itu, yang diharapkan adalah “how to” atau cara menulis buku. Lebih baik lagi bila dilengkapi lembar kerja dan lampiran lain. Yang dimaksud lampiran lain misalnya contoh surat kontrak penerbitan atau daftar penerbit.

So, selamat berburu buku ya. Pastikan isinya berguna dan memacu Anda menulis!

Diambil dari: Blog Pak Bhayu

Buku ke 5: "Keajaiban Berperilaku Positif" di review pada harian Galamedia Bandung

Sungguh saya tidak menyangka ternyata di pertengahan September ini buku saya ada yang mereview. Tiba-tiba saja saya di add Pak Iwan yang langsung disertai dengan review dari buku ke lima lewat notes yang sudah terpublikasi sebelumnya di harian Galamedia.

Lewat blog ini saya hanya bisa mengucapkan syukur Alhamdulillah karena ketulusan hati Pak Iwan yang bersedia meluangkan waktunya, serta ucapan terima kasih karena sudah mengapresiasi buku ke lima yang saya tulis dengan Pak Dudi, semoga buku ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya....



Judul : Keajaiban Berperilaku Positif, Cara Ampuh meraih rezeki berlimpah, kesuksesan, & kebahagiaan hidup.

Penulis : Dudi Mardiansyah & Irawan Senda

Penerbit : Penerbit Tangga Pusaka, Jakarta

Cetakan : Pertama, Juni 2011

Tebal : 178 hal.

J.K Rowling, seorang penulis yang sangat fenomenal. Boleh jadi ia termasuk penulis terkaya kekayaannya konon melebihi kekayaan Ratu Elizabet. Kekayaan J.K Rowling diperoleh melalui royaliti penerbitan bukunya yang luar biasa yakni “Harry Potter” yang saat ini sudah sampai pada edisi ke-7. Edidi ke-7 buku Harry Potter dalam bahasa Perancis laku terjual sebanyak 1,15 juta buah hanya dalam tempo 48 jam saja. Namun, siapa menyangka dibalik kesukseskan yang diperolehnya melalui novel best sellernya tersebut , J ternyata terselip kisah duka.

Saat ia menyelesaikan cerita pertamanya, orangtuanya melarangnya untuk mengirimkannya ke penerbitan karena dianggap jelek. Namun, Rowling pantang menyerah. Tahun 1990-an ia melewati fase tersulitnya hidupnya. Suaminya meninggal dan ia harus mengurus anaknya seorang diri. Bahkan karena terlalu miskin, ia menjadi penduduk yang kehidupannya di tanggung oleh negera. Saking miskinnya, ia tidak mampu memfotocopy naskahnya. Terpaksa ia mengetik ulang naskahnya dengan sebuah mesin tik tua.

Beberapa penerbit ternyata menolak karyanya, sampai suatu ketika pada bulan Agustus 1996 bukunya kemudian dilirik oleh Children’s Books. Dari siniulah karir kepenulisannya melesat sampai seperti saat ini.

Kisah kesuksesan J.K Rowling dengan Harry Potternya mengandung hikmah yang perlu diteladani, yakni kemiskinan dan keterbatasan bukanlah halangan pendorong seseorang untuk mencapai impian dan keberhasilan, justru hal itulah yang memecut seseorang untuk lebih maju menembus semua rintangan. Dengan kata lain, keterbatasan fasilitas bukanlah batu sandungan bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan.

Kisah kesuksesan J.K Rowling sebagai seorang penulis sukses dunia adalah salah satu dari 7 buah kisah yang terdapat dalam buku “Keajaiban Berperilaku Positif, Cara Ampuh meraih rezeki berlimpah , kesuksesan, & kebahagiaan hidup”. Pesan yang terkandung dalam kisah-kisah dari berbagai orang dengan berbagai profesi di seantero dunia tersebut sebagai gambaran pentingnya seseorang berpikiran positif. Di setiap cerita pengarang menyelipkan renungan dan upaya agar pembaca bias mengambil pelajaran dari kisah tersebut.

Di setiap cerita, pengarang mengajak pembacanya untuk berhenti dan “menengok” ke dalam diri pembaca lewat bagian dari buku ini yang ditujukan bagi pembaca melalui Miror Ask. Miror Ask ini mirip sebuah tombol “pause” yang terdapat dalam sebuah perangkat pemutar music. Ini dimaksudkan agar pembaca merenung sesaat sebelum ia meneruskan menikmati lagu berikutnya.

Buku yang ditulis oleh Dudi Mardiyansyah dan Irawan Senda ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama diisi dengan beberapa kisah, yang salah satunya kisah J.K Rowling tadi. Sedangkan bagian kedua, berisi seputar kiat-kiat yang dapat ditempuh pembaca untuk meraih kemampuan berpikir positif dalam kehidupan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pribadi seseorang adalah lingkungan yang positif. Lingkungan tempat kita tinggal member kontribusi bagi pembentuk pribadi seseorang. Seseorang yang bergaul dengan lingkungan pemusik, besar kemungkinan ia kelak menjadi pemusik. Di samping, lingkungan, juga bacaan, tontonan dan komunitas memiliki peranan dalam pembentukan pribadi yang positif.

Buku ini memberi infromasi bagi pembacanya tentang dahsyatnya kekuatan pikiran, serta dua jenis pikiran, yakni pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Peran pikiran sadar dalam sebesar 12 % saja, sementara peran pikiran bawah sadar sebanyak 88 %. Pikiran sadar dan pikiran bawah sadar bekerja saling mempengaruhi. Kedua pikiran tersebut bekerja dengan kecepatan sangat tinggi. Pikiran bawah sadar diantaranya berpungsi untuk berpikir analitis, logis, kesadaran waktu, dan menyimpan memori jangka pendek.

Sementara itu pikiran bawah sadar berperan sebagai gudang memori, intuitif, sintesis, menjawab “mengapa”, dan sebagai tempat menyimpan memori jangka panjang. Diantara kedua jenis pikiran tersebut terdapat filter yan disebut Reticular Activating System.

Buku ini merupakan buku genre motivasi yang ditulis dengan bahasa yang renyah dan sederhana. Buku ini, disamping bersifat informative juga memilki nilai praktis bagi pembaca. (Iwan Ardhie Priyana, guru SMPN 1 Nagreg dan SMP YP 17 Nagreg Kab. Bandung)


Sumber Link: Galamedia dan Pak Iwan


-Senda-

Penjejak Cahaya

Senin, 15 Agustus 2011

Memberi Pelatihan Menulis untuk Warga Tambelang


Sabtu, 13 Agustus lalu saya memberikan pelatihan menulis untuk anak-anak Tambelang. Sebuah pengalaman kesekian kalinya memberi pelatihan menulis untuk anak-anak SMP. Pertama kali saya memberikan pelatihan menulis untuk anak SMP di MP Book Point Jakarta Selatan. Pelatihan ini diberikan untuk SDIT yang berlokasi di Bogor (saya lupa namanya), saat itu saya lihat antusiasme anak-anak bertanya cukup tinggi hingga saya sendiri kewalahan memberikan pelatihan menulis bagi mereka.

Pengalaman kedua memberikan pelatihan menulis di Highscope International School. Sahabat saya Irti mengundang saya untuk memberikan pelatihan menulis bagi anak-anak di sekolah internasional. Dan untuk pertama kalinya saya kembali menemui tantangan baru saat saya bertemu dengan salah satu anak autis yang membuat saya geleng-geleng kepala. Baru kali ini saya dibuat mati kutu oleh pertanyaan aneh-aneh dari mereka. Sayangnya durasi bicara saya saat itu sangat sempit.


Pengalaman ketiga ketika pertama kali saya mengadakan bedah buku di Cikarang. Saat itu dengan semangat anak-anak SMP tersebut bertanya seputar dunia penulisan, sampai kerongkongan saya kering karena harus menjawab pertanyaan mereka.

Dan pengalaman terakhir ketika 13 Agustus lalu saya mengisi di rumah baca saya sendiri. Saat itu saya lihat anak-anak sangat semangat bertanya seputar dunia penulisan. Meski ada beberapa orang yang terlihat tidak antusias dan ogah-ogahan dalam mengikuti pelatihan menulis, saya tetap semangat mengajar mereka. Alhasil saya menemukan bibit-bibit penulis dari Tambelang Bekasi.

Saya tahu mungkin untuk menjadikan mereka seorang penulis handal membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun satu hal yang saya yakini lima tahun dari sekarang, beberapa dari mereka akan mengisi rak-rak toko buku yang ada di Indonesia. J

-Senda-

Penjejak Cahaya

Selasa, 02 Agustus 2011

Fanpage Patriot Cahaya di Facebook

Untuk yang ingin tahu fanpage dari novel Patriot Cahaya, sobat Patriot Cahaya bisa langsung klik link ini:
Check out this facebook page!

-Senda-
Penjejak Cahaya

Minggu, 24 Juli 2011

Dapat kabar buku Keajaiban Berperilaku Positif ditaruh di rak best seller


Tercengang, mungkin itulah kata yang bisa saya ungkapkan saat saya mendengar berita ini. Sungguh diluar dugaan buku ke lima yang saya tulis dengan Pak Dudi mendapatkan respons yang baik di pasaran. Ketika saya menerima tawaran menulis dari pihak Tangga Pustaka, saya hanya berpikir membuat buku yang baik dan layak baca untuk pembaca. Saya tidak terlalu suka menulis yang terlalu teoritis dan permasalahan hidup adalah permasalahan yang terus menerus berkembang, hingga akhirnya saya menuliskan apa yang sudah saya alami dan banyak tokoh besar alami dalam hidup ini.

Dari sinilah ide ini kemudian muncul dan hidup. Alhamdulillah Allah mempertemukan partner menulis yang tepat hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan buku ke lima saya dengan baik dan sangat cepat. Saya tidak pernah percaya ini sebuah kebetulan, yang saya yakini dengan pasti ini semua adalah rencana yang diberikan Allah pada saya.
Jalan hidup saya memang panjang dan saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Semoga buku ini tidak hanya menjadi best seller, namun lebih dari itu, buku ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.....

Senda
-Penjejak Cahaya-

Kamis, 21 Juli 2011

Seminar DNA Sukses Mulia Entertrainment di Hotel Santika bersama Bpk Jamil Azzaini dan Bpk Indrawan Nugroho

Seminar motivasi? Ini adalah hal yang sudah lama sekali saya tinggal dan tidak pernah saya lakukan sejak setahun belakangan ini. Bukan karena saya tidak suka dengan seminar motivasi ataupun sejenisnya, saya memilih tidak ikut seminar motivasi karena saya tidak terlalu suka dengan teriakan-teriakan bergelora ala trainer motivasi. Itu adalah hal yang paling aneh dan menurut saya tidak bisa berdampak banyak pada audience karena mereka hanya akan jadi addict pada motivator.

Ketika semangatnya mengendur, tidak ada gairah dan kembali lagi bergantung pada sang motivator. Inilah spirit yang menurut saya salah kaprah dalam sebuah seminar motivasi. Tugas seorang motivator seharusnya bukan seperti ini, ia harus senantiasa berpikir bagaimana orang tersebut bisa mandiri kedepannya tanpa harus ikut seminar saya lagi. Bukan membuat mereka ketergantungan dan ikut seminar selanjutnya....


Kembali ke seminar Entertrainment DNA Sukses Mulia, ketika saya mengikuti seminar ini, ada sesuatu yang berbeda yang tidak pernah saya temui dari seminar sebelumnya. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

1. Konsep

Jujur ini adalah seminar dengan konsep terbaik yang pernah saya lihat selama saya mengikuti seminar-seminar dan training-training. Paduan konsep yang dibuat Pak Indrawan Nugroho, membuat audience tidak bisa memalingkan wajah sedetikpun.

Selama seminar, audience di suguhkan musik, lagu, tarian, teater, humor, dll. Bila diibaratkan sebuah tontonan, mungkin acara DNA Sukses Mulia ini gabungan antara HBO, MTV, CNN, Cartoon Network dan DAAI TV. Sebuah paket komplit lengkap dengan tata panggung megah dan sound effect yang maksimal.

Konsep inilah yang menurut saya sangat mahal dan tidak bisa disamai oleh trainer manapun di Indonesia sekalipun, bahkan mungkin di Asia konsep ini mungkin hanya satu-satunya ya....

2. Materi

Materi yang disajikan sebenarnya cukup padat, meski pokok yang dibahasnya ada lima modus. Kelima modus tersebut adalah sebagai berikut:

a. Modus I: Mengasah Pilihan.

Dalam hidup ini kita selalu dihadapkan dengan ragam pilihan yang mungkin kita bisa pilih, namun ada baiknya kita memilih spesialisasi bidang yang kita pilih. Hanya sedikit orang yang bisa dikenal hebat diberbagai bidang. Namun banyak orang yang terkenal di satu bidang saja. Itulah yang dinamakan spesialisasi, sekarang spesialisasi apa yang akan kita ambil dalam kehidupan kita?

b. Modus II: Mengaktifkan Daya Pancar.

Mengaktifkan daya pancar adalah memaksimalkan pikiran kita dan fokus pada pekerjaan yang kita tekuni. Ada dua hal yang tidak bisa dilakukan oleh manusia, yang pertama adalah multi tasking dan yang kedua work life balance. Multi tasking sangat berbahaya dilakukan, karena selain pekerjaan tidak fokus dan berantakan, kecerdasan IQ kita juga akan menurun hingga 10 point setiap tahunnya. Mendengar cerita ini saya jadi ingat teman saya yang seperti sedikit keterbelakangan mental, sering melamun karena keseharian hidupnya bekerja multitasking dari mulai mengurusi rekan-rekan penulis skenario, menjadi sekretaris atasannya, sampai mengurusi gaji dari para penulis skenario.

Yang kedua adalah work life balance, hal ini tidak mungkin bisa kita lakukan kecuali kita adalah orang yang sangat kaya. Satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah memaksimalkan kualitas diri kita untuk mengisi waktu-waktu yang sudah dijatahkan Tuhan pada kita.

c. Modus III: Memacu Mesin Kecerdasan STIFIn.

Pada dasarnya kecerdasan otak manusia dibagi menjadi lima bagian yang terbagi menjadi Sensing, Thinking, Intuitive, Feeling dan Insting. Kelima hal tersebut adalah kecerdasan yang bisa kita maksimalkan untuk mencapai karir kita. Setiap orang berbeda satu sama lainnya, karena itu kita perlu tes untuk mengetahui potensi dan bakat kita sebelumnya. Pak Jamil bercerita banyak tentang bagaimana sulitnya orang thinking dan feeling ketika pertama kali menjalani pernikahan. Ketika awal-awal menikah selalu saja ada konflik dalam rumah tangganya, hal ini karena pemikiran orang thinking dan feeling sangat berbeda. Orang thinking cenderung cuek dan mengutamakan nalarnya sedangkan orang feeling menggunakan perasaannya dalam kehidupan sehari-harinya, jadi wajar saja kalau ada krikil-krikil kecil dalam kehidupan.

Kini setelah beliau tahu istrinya orang thinking dan bagaimana cara menghadapinya beliau kemudian menjadi mudah menghadapi istrinya.

d. Modus IV: Menikmati Masalah.

Dalam hidup ini kita tidak pernah lepas dari masalah, karena hidup ini pada dasarnya tidak semudah yang terpikirkan. Pak Jamil menceritakan bagaimana ia harus berdoa sepanjang malam untuk kesembuhan istrinya ketika masuk rumah sakit. Tidak hanya itu ia juga berjuang membesarkan anak ke 4-nya yang pada umur 3 tahun saja masih sulit bicara. Belum lagi sekolah tempat anaknya dididik sempat memberi peringatan untuk tidak memasukan anaknya ke sekolah mereka.

Tentu saja semua masalah ini bila selalu dipermasalahkan hanya akan menambah beban sendiri dalam hidup, namun sangat berbeda bila kita menikmati semua masalah tersebut dengan ikhlas dan terus berusaha. Pastilah semua itu ada jalan keluarnya, sekarang anaknya bisa meraih ranking 8 di sekolah dari sebelumnya ranking 19. Sebuah prestasi yang harus disyukuri dari semua proses masalah yang menghadapi hidup beliau selama ini....

e. Modus V: Tabung Epos (Energi Positif).

Pada dasarnya setiap energi positif yang kita keluarkan akan kembali pada diri kita sendiri. Ketika kita mengeluarkan energi positif pasti berpulangnya akan kembali pada diri kita sendiri, bukan sekarang namun akan berguna di masa mendatang. Ketika seseorang menebar energi negatif semasa hidupnya, lima tahun yang akan datang ia akan mendapatkan kesulitan yang luar biasa karena ia telah menanam energi negatif sebelumnya. Lain halnya dengan seseorang yang sudah menabung positif, ia akan mendapatkan banyak sekali keberuntungan dari apa yang ditanamnya saat ini. Sekarang hidup ada di tangan kita, tabungan apakah yang kita persiapkan untuk kehidupan kita?

3. Trainer yang mumpuni....

Ini bagian yang paling penting dari sebuah seminar, tanpa trainer yang baik sebuah seminar akan terasa hambar dan tidak menarik untuk dilihat. Kolaborasi antara Pak Indrawan Nugroho, Pak Jamil Azzaini dan kedua host membuat keseluruhan acara ini sangat menarik.

Kesimpulannya....


Acara ini sangat saya anjurkan untuk dilihat dan wajib untuk diikuti bagi siapa saja yang ingin sukses dan mulia. Tidak peduli seberapa tua umur kita saat ini, tidak peduli seberapa kaya kita saat ini, satu hal ketika lima modus di atas dijadikan pegangan untuk kehidupan kita niscaya kita akan sukses mulia. So, jangan lupa ikut Seminar Entertrainment DNA Sukses Mulia ya....

Special Thanks to: Citra yang sudah memberikan kesempatan saya ikut seminar ini, semoga tabungan eposnya melimpah, amin....

-Senda-

Penjejak Cahaya

Rabu, 20 Juli 2011

Bertemu dengan Bu Naning Pranoto, penulis Indonesia pertama yang mendapatkan gelar master bidang penulisan di University of Western Sydney.

Sudah lama sekali saya ingin bertemu dengan Bu Naning Pranoto, banyak yang bilang pada saya beliau adalah orang yang wajib di gali oleh semua penulis karena ilmu penulisannya paling baik di Indonesia, bahkan mungkin beliau adalah orang Indonesia pertama yang mengambil bidang master dalam bidang creative writing di Australia.

Jadilah saya kesana berangkat sendiri bertemu beliau di sebuah rumah yang terletak di Bukit Sentul dengan pemandangan yang luar biasa. Ketika saya ke rumahnya, saya disambut hangat oleh beliau. Begitu saya masuk saya langsung terkejut ketika melihat tumpukan buku-buku.... Saya tercengang karena hampir setiap sudut rumah dipenuhi dengan buku-buku. Koleksi buku-buku saya, sepertinya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Bu Naning yang bisa dibilang buanyak banget....



Ketika duduk mulailah saya berdiskusi dengan beliau tentang dunia penulisan di Indonesia. Menurut beliau banyak sekali sekarang ini penulis yang tidak mengikuti kaidah penulisan yang benar. Beliau terkadang kerap kali menggelengkan kepala saat melihat kualitas tulisan yang datang kepadanya di bawah standar. Bahkan ada seorang ibu yang marah-marah kepada beliau saat beliau mengomentari naskah anaknya yang tidak layak dijadikan sebuah buku.

Sejujurnya ketika bertemu beliau saya sedikit gugup, entahlah karena apa saya gugup yang jelas saya seperti menemukan maestro penulis yang selama ini saya cari dan saya sepertinya memang harus berguru dengan beliau. Dalam dunia musik mungkin perasaan saya seperti bertemu dengan Mozart atau Bethoven yang sudah menciptakan partitur indah dalam sebuah komposisi musik. Dalam bidang penulisan, saya merasakan hal seperti itu. Saya sendiri baru kali ini tidak pede membawa karya saya ke beliau, karena menurut beberapa teman saya, beliau orangnya sangat keras dan kritis ketika terdapat banyak kesalahan dalam bidang penulisan.

Jadilah saya menyerahkan dengan sedikit tertunduk, saat itu tidak ada komentar apapun dari buku saya, beliau hanya menaruh karena memang sedang sibuk dengan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikannya. Sambil memberikan beberapa ilmu tentang penulisan, beliau dengan semangat menceritakan bagaimana sebuah proses sebuah novel agar bisa dikatakan baik.

Yang pertama adalah kaidah gaya bahasa Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Beliau sangat tidak mentolerir kata-kata dari bahasa gaul yang tumbuh dan kembang di masyarakat belakangan ini. Prinsip berbahasa yang baik ditanamkan sekali dan terlihat dari karya-karyanya yang sudah keluar baik secara indie maupun penerbit besar.

Yang kedua adalah observasi. Sebisa mungkin dalam membuat sebuah cerita kita harus mengobservasi langsung tempatnya. Jangan asal buat buku tapi tidak mengikuti standarisasi observasi yang ada.

Yang ketiga adalah kejelian dalam menciptakan karya yang orisinil, jangan pernah terpengaruh melihat naskah-naskah yang sudah ada di pasaran. Biarkanlah setiap orang diberi kebebasan untuk menciptakan master piece tanpa harus mengekor satu sama lain.

Dan yang terakhir adalah jangan hanya duduk diam menanti hasil penjualan di toko buku, kita harus dengan aktif mempromosikan buku kita sendiri. Bu Naning sendiri mampu menjual lebih dari 1000 buku dalam kurun waktu satu bulan dengan bukunya Creative Writing.

Ke empat pelajaran berharga tersebut beliau berikan selama perbincangan dengan saya selama kurang lebih tiga jam. Ada beberapa poin lagi yang diberikan oleh bu Naning, sayangnya bila saya ungkap dalam medium blog ini sepertinya akan terlalu panjang, jadi empat poin penting itu dulu yang bisa saya share kepada sobat pembaca semua.

Senda

-Penjejak Cahaya-

Bersiap untuk menanti kelahiran novel Patriot Cahaya....



Hari ini sebuah e-mail memberikan saya semangat baru untuk novel Patriot Cahaya. Saya mendapatkan kabar, novel Patriot Cahaya sedang dalam proses editing, diperkirakan novel ini akan keluar pada September.

Memang sedikit agak telat, namun setelah memproyeksikan waktunya saya kemudian tersadarkan bahwa September memang momentum terbaik untuk memulai semuanya karena pada bulan tersebut adalah bulan kelahiran saya. Tidak hanya itu pada bulan tersebut juga kedua orang tua saya menikah. Jadi ini merupakan kado termanis untuk diri saya sendiri.

Saya masih bertanya-tanya seperti apakah novel Patriot Cahaya nanti jadinya (baca: bentuk bukunya), satu hal yang saya yakini, novel ini adalah langkah awal untuk memulai semuanya. Memulai membentuk saya yang baru dan meyakinkan bahwa saya mampu menulis novel, tidak hanya buku semata.

Well, sudah siap dengan novel Patriot Cahaya?

Senda

Penjejak Cahaya

Senin, 18 Juli 2011

Mengendorse salah satu buku bisnis yang dibuat oleh anak muda Indonesia....

Sudah lama sekali saya tidak ditawari mengendorse buku, terakhir kali saya mengendorse buku Bujang dan Putri Malaka. Selanjutnya saya tidak pernah mengendorse, sampai salah satu teman KBB meminta saya langsung menjadi salah satu endorser di buku Rintis Usaha Sendiri, Yuk!

Buku ini berisi tentang kiat-kiat bisnis bagi remaja yang ingin sekali memulai bisnis. Cheryl meramu tulisan ini seperti layaknya anak seumuran, bahasanya simple dan tegas. Buat saya ini adalah sebuah kemajuan untuk bangsa kita karena anak seumur Cheryl ternyata punya bakat yang luar biasa dalam bidang bisnis dan menulis.



Adapun isi dari endorsement terhadap buku ini adalah sebagai berikut: “Tercengang membacanya, ketika seumurannya pikiran saya hanya terpaku pada hang out dan bersenang-senang. Saya yakin 5-10 tahun lagi kita akan mendengar Cheryl sebagai financial motivator termuda di Indonesia.”

Well, seperti apa bukunya? Silahkan hunting sendiri di toko buku ya....

-Senda-

Penjejak Cahaya

Sabtu, 16 Juli 2011

Jadi tamu spesial di acara Reboetan Binus TV


Rabu, 13 Juli 2011 kemarin adalah pengalaman pertama saya di interview khusus oleh stasiun tv. Bukan stasiun tv nasional, bukan pula stasiun tv lokal. Kali ini saya diundang oleh Binus TV, sebuah stasiun tv live streaming yang mengudara di www.binus.tv.


Konsep di acara tv tersebut menarik karena ada tiga orang yang saling berebutan bertanya tentang dunia penulisan buku dan novel. Tiga orang tersebut memiliki ciri yang berbeda, orang pertama adalah Ben tubuhnya gempal dengan topi ala Tompi dan senyum semanis Tropicana Slim. Yang kedua perempuan cantik asal Palembang dengan kalung karakter robot Jepang Astroboy dan terakhir adalah pria dengan tinggi sekitar 180 cm dan biasa dipanggil dengan Sunny.



Mereka kemudian dengan atraktif bertanya seputar dunia penulisan dan industri perbukuan di Indonesia. Pertanyaan mereka cukup beragam dan cukup cair, meski sebenarnya saya secara pribadi sangat kedinginan dengan AC yang temperatur suhunya dibawah dua puluh derajat. Jadilah saya menjawab pertanyaan sambil mengalahkan rasa menggigil saya.

Dalam kurun waktu satu jam saya menyelesaikan pertanyaan tersebut dengan sangat baik. Dan fuallah, akhirnya semua selesai....

Kesan saya tentang pengalaman di wawancara TV



Sejujurnya saya sangat terkesan dengan semangat mereka menghidupkan tv streaming ini, para anak muda di dalamnya seperti punya energi yang luar biasa untuk bisa memaksimalkan setiap program acara yang ada.

Dengan kru dan budget yang sedikit mereka berusaha memaksimalkan sebuah acara. Bahkan untuk sebuah acara masak-masak saja, mereka membuat sistem acara masak goceng dengan bumbu-bumbu yang tidak lebih dari lima ribu rupiah.



Meski budget minim, kinerja mereka tidak main-main lho, karena saya lihat mereka sudah seperti televisi lainnya, seperti O Channel. Konsep minimalis properti juga mereka siapkan untuk meminimalisir budget. Satu hal yang saya tangkap televisi ini seperti mencerminkan kehidupan mahasiswa seutuhnya yang serba minimalis, simple dan hemat. Maka kloplah Binus TV menyasar pada segmen anak-anak kuliahan.

Jadi buat saya bisa diundang dengan anak-anak muda hebat membuat semangat saya bergelora (hehehe berasa tua sekali saya ini....). Akhir dari semua ini, saya mengucapkan banyak terimakasih untuk Edha dan Ichsan yang sudah memberikan kesempatan menjadi narasumber di kampusnya, kalian juga yang memberikan cakrawala baru pada saya tentang dunia pertelevisian di Indonesia.

Terakhir tentunya terima kasih pada Allah SWT karena sudah memberikan sedikit pemulihan karena akhirnya saya bisa memenuhi undangan mereka....

-Senda-

Penjejak Cahaya