Selamat Datang

Selamat Datang di Web Blog Patriot Cahaya. Web Blog ini berisi perjalanan penulis Senda Irawan dan Novel Patriot Cahaya. Bagi sobat pembaca yang ingin mengetahui tentang Patriot Cahaya Berikut ini petunjuk link yang bisa diklik:

Klik Sinopsis - Untuk mengetahui sinopsis dari Patriot Cahaya.

Klik Endorsement - Untuk mengetahui siapa saja yang mengendorse Patriot Cahaya.

Klik Youtube - Untuk melihat preview youtube-nya.

Klik Interview Majalah - Untuk melihat berita tentang interview Senda Irawan di majalah-majalah yang pernah mewawancarainya.

Klik Interview TV - Untuk melihat berita tentang interview Senda Irawan di televisi yang pernah mewawancarainya.

Klik Bedah Buku - Untuk melihat berita tentang acara bedah buku yang Senda Irawan lakukan.

Preview Patriot Cahaya

Sabtu, 26 Maret 2011

Endorsement ke 14 dari Penulis Kontrasepsi

Sobat Patriot Cahaya, aku hari ini speech less mendapatkan endorsement dan surat dari Mbak Eni Martini untuk Patriot Cahaya, sungguh diluar dugaan ia akan memberikan endorsement dan suratnya yang cukup panjang, aku hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih untuk kesediaannya membaca Patriot Cahaya.



Endorsementnya:

Patriot Cahaya menyuguhkan peristiwa menyenangkan, kegagalan dan kehilangan juga kebahagiaan, sebagai debut awal saudara Senda dalam menulis novel menurut saya idenya sangat kaya: kaya tokohnya, kaya tragedi mau pun konfliknya yang dicangkup dalam satu wadah tokoh yaitu Patriot Cahaya

Eni Martini
Penulis Novel Kontrasepsi



Dan ini surat khusus dari beliau:

10.00 wib
Bismillah.
Malam ramai…
Di hari yang selalu sibuk oleh anak-anak meski gelap mulai memeluk bumi.

Membaca novel Patriot Cahaya awalnya saya sempat dibingungkan akan karakter pertokoh, juga nama-namanya karena banyaknya tokoh-tokoh dalam novel ini yang berperan, termasuk bingung siapakah tokoh utama yang akan saya jadikan idola, meski pada halaman pertama sudah dijelaskan: tokoh Andra mendominasi cerita Patriot Cahaya.
*kebanyakan kan setiap novel pasti ada satu tokoh idola yang menonjol dan diidolakan pembacanya, misalnya dalam novelnya Kang Abik atau Habiburrahman yang berjudul Ayat Ayat Cinta, dimana disana menonjol seorang tokoh bernama Fahri baik secara karakter, dll sehingga sampai ada fenomena anak-anak yang baru lahir dinamai oleh ibunya: Fahri (ini terjadi pada teman saya sendiri).
Kembali ke Patriot Cahaya, dalam novel ini *setelah membaca sekian lembar, akhirnya saya menyakini Andra lah tokoh utama, sebagai pencetus Patriot Cahaya sesuai judul novel. Namun ternyata seiring sejalan banyak tokoh-tokoh lain yang tidak kalah kuat, terlebih setelah… ternyata Andra menemui ajalnya, menurut saya bukan sebagai penutup cerita seperti kebanyakan tokoh utama dalam novel-novel lain, bukan sebagai puncak ending-nya.(Dalam hati saya bertanya mengapa Andra harus meninggal agar membuat teman-temannya menyadari untuk bersatu menyelesaikan mimpi mereka masing-masing? Kenapa tidak diperkuat perjuangan mereka dalam menggapai impian lalu ditutup dengan ending mereka meraih mimpi sesuai porsinya masing-masing tanpa ada yang harus meninggal? Pembaca kan, bisa mengambil hikmah atau pencerahan dari pergulatan para tokoh saat menggapai mimpi mereka…
Namun pada episode si penulis saya baru tahu kenapa Andra harus meninggal dalam perannya di novel ini. Turut berduka cita ya, Senda)
Nah, ketika menyakini Andra sebagai tokoh utama, saya sempat mempermainkan imajinasi saya sebagai pembaca bahwa pada ending cerita dia akan sukses ke London, menjadi sineas film sesuai harapannya, dan bersatu dengan Kezia, pengagum gelapnya setelah melalui peristiwa Kanaya meninggal karena kecelakaan *seperti biasa para penulis membuat salah seorang tokoh meninggal agar mudah untuk merubah scene atau saya biasa menamainya: merubah takdir agar tidak perlu repot membuat cerita, kenapa tokoh tsb tidak ada atau tidak bisa bersatu dengan tokoh yang dimaksud penulis , kemudian Andra tergoda hati dengan Delta yang hanya dijumpai sekilas. Seperti suksesnya tokoh utama dalam novel Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata, si Ikal (setidaknya meski gagal menyatu dengan A Ling, tokoh Ikal mencapai mimpinya sampai ending).
Sehingga pembaca akan menamatkan novelnya dengan ingatan tokoh utama hidup dengan mencapai tujuannya.*rata-rata pembaca menginginkan tokoh utama hidup kan, apalagi jika novel tersebut sejenis novel pencerahan (saya berharap sekali novel saudara Senda ini termasuk dalam novel pencerahan seperti novel-novel lain yang dibuat berdasarkan kisah nyata, amin).
Maka dari pergulatan, pertanyaan soal tokoh utama…kesimpulan akhir setelah membaca Patriot Cahaya, menurut yang saya tangkap secara pribadi ternyata tokoh utama dengan kaya karakter itu adalah ‘Patriot Cahaya” itu sendiri, yang berisi anak-anak muda dalam berbagai kalangan, yang memiliki nasib-nasibnya sendiri, yang berjuang menentukan takdir hidup, khas gaya anak muda sekarang: sok tahu, optimis-pesimis-emosional, cerdas, banyak kemauan, persahabatan, percintaan, dan pemimpi!
Pembuatan novel secara puzzle atau tidak beraturan atau si penulis menamakannya Maju-Mundur sehingga pembaca terombang-ambing emosinya, *sesungguhnya saya penyuka alur novel sejenis Patriot Cahaya, dimana kita jadi main tebak nasib, tebak ending, tebak tokoh, dsb dengan rasa penasaran penuh. Namun tidak mudah untuk membuat novel dengar alur Maju-Mundur, si penulis dipaksa untuk memiliki daya ingat tinggi akan kisah perkisah yang dibuatnya, seperti otak yang berkerja keras mengingat kejadian masa silam dan masa di depan. Salut untuk Senda ya !
Seperti novel-novel lain yang berusaha menyuguhkan sesuatu untuk pembaca, maka Patriot Cahaya menyuguhkan peristiwa menyenangkan, kegagalan dan kehilangan juga kebahagiaan, sebagai debut awal saudara Senda dalam menulis novel menurut saya idenya sangat kaya: kaya tokohnya, kaya tragedi mau pun konfliknya yang dicangkup dalam satu wadah tokoh yaitu Patriot Cahaya yang memiliki filosofi:
Sejauh mata melangkah, kita akan selalu menjadi patriot cahaya yang menerangi kegelapan. Baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang-orang di sekitar kita. Perjalanan panjang akhirnya membuat kita menyadari arti penting dari sebuah perjuangan, sebuah sinar tidak akan menjadi terang bila tak ada yang membantunya untuk tetap terang, keberadaan sahabat adalah kunci meraih asa, doa orang terkasihi adalah pemulus jalan dan keyakinan pada Illahi adalah bahan bakar untuk meneranginya.
Sehingga ketika selesai membaca novel saudara Senda yang cukup banyak menggunakan gaya bahasa puisi, seperti pada pembuka novel:
Matanya terlilip oleh debur angin di musim penghujan, saat ini badai sepertinya ingin menyapa para perindu air...
Atau pada lembaran lainnya yang menyuguhkan puisi:
Ada arti mendalam
Saat kau buat lubang di pipimu
Semua keramahan tergantikan dalam gurat halus bibirmu
Dan banyak lagi menyelipkan puisi-puisi lainnya.
Selain terhibur oleh warna berbeda, novel yang diperkaya genre tulisan lain: puisi, saya merasa anak-anak muda layak untuk membaca Cahaya Patriot agar maksud si penulis tersampaikan dengan baik: menjadi patriot cahaya dalam kegelapan...
Terbayang bukan anak-anak bangsa yang demikian, sehingga tidak ada satu pun perbuatan baik yang sia-sia meski mengalami berbagai keterpurukan

Paso, 22 Maret 2011

Eni Martini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar