Sabtu, 13 Agustus lalu saya memberikan pelatihan menulis untuk anak-anak Tambelang. Sebuah pengalaman kesekian kalinya memberi pelatihan menulis untuk anak-anak SMP. Pertama kali saya memberikan pelatihan menulis untuk anak SMP di MP Book Point Jakarta Selatan. Pelatihan ini diberikan untuk SDIT yang berlokasi di Bogor (saya lupa namanya), saat itu saya lihat antusiasme anak-anak bertanya cukup tinggi hingga saya sendiri kewalahan memberikan pelatihan menulis bagi mereka.
Pengalaman kedua memberikan pelatihan menulis di Highscope International School. Sahabat saya Irti mengundang saya untuk memberikan pelatihan menulis bagi anak-anak di sekolah internasional. Dan untuk pertama kalinya saya kembali menemui tantangan baru saat saya bertemu dengan salah satu anak autis yang membuat saya geleng-geleng kepala. Baru kali ini saya dibuat mati kutu oleh pertanyaan aneh-aneh dari mereka. Sayangnya durasi bicara saya saat itu sangat sempit.
Pengalaman ketiga ketika pertama kali saya mengadakan bedah buku di Cikarang. Saat itu dengan semangat anak-anak SMP tersebut bertanya seputar dunia penulisan, sampai kerongkongan saya kering karena harus menjawab pertanyaan mereka.
Dan pengalaman terakhir ketika 13 Agustus lalu saya mengisi di rumah baca saya sendiri. Saat itu saya lihat anak-anak sangat semangat bertanya seputar dunia penulisan. Meski ada beberapa orang yang terlihat tidak antusias dan ogah-ogahan dalam mengikuti pelatihan menulis, saya tetap semangat mengajar mereka. Alhasil saya menemukan bibit-bibit penulis dari Tambelang Bekasi.
Saya tahu mungkin untuk menjadikan mereka seorang penulis handal membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun satu hal yang saya yakini lima tahun dari sekarang, beberapa dari mereka akan mengisi rak-rak toko buku yang ada di Indonesia. J
-Senda-
Penjejak Cahaya